jatimnow.com - Beberapa pekan terakhir ini, udara di malam hari kerap terasa lebih dingin dari sebelumnya. Sementara cuaca di siang hari tetap cerah dan panas. Perubahan suhu udara dan cuaca ini kerap disebut bediding.
Tak hanya berakibat perubahan suhu udara, bediding juga disinyalir memicu sejumlah penyakit. Hal ini yang tentu perlu diwaspadai.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bediding merupakan istilah untuk menyebut perubahan suhu yang mencolok, khususnya yang kerap terjadi di awal musim kemarau.
Baca juga: Cara Sederhana Merawat Kulit saat Suhu Udara Ekstra Hot
Cuaca atau suhu udara pada siang hari di musim kemarau umumnya sangat terik dan panas. Bahkan panasnya bisa terasa sampai menyengat kulit. Namun, ketika fenomena bediding terjadi, maka suhu udara di malam hari bisa sangat dingin. Demikian seperti dilansir melalui laman kesehatan.
BMKG menyebut jika ini merupakan fenomena alamiah yang umumnya terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, antara Juli hingga September. Fenomena ini berkaitan dengan adanya pergerakan angin dari arah timur (angin muson timur), yang berasal dari Benua Australia.
Perubahan suhu yang ekstrem akibat bediding bisa memicu beberapa masalah kesehatan. Misalnya tubuh terasa menggigil, asma, alergi, migrain, hingga stres pada tubuh.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan di musim kemarau.
1. Perbanyak minum air putih
Tubuh sangat rentan mengalami dehidrasi saat musim kemarau. Apalagi bagi mereka yang sering menghabiskan waktu di luar ruangan. Kamu perlu mencegahnya dengan perbanyak minum air putih, minimal 2 liter per hari.
Air berfungsi membantu sistem pencernaan dalam membuang limbah, mengoptimalkan fungsi sendi, menyehatkan otak, serta mengatur suhu tubuh.
Minumlah air putih sebelum, selama, dan setelah beraktivitas fisik meskipun kamu tidak merasa haus. Jika perlu, bawalah sebotol air putih atau belilah air minum ketika kamu berada di luar rumah.
Tak ada salahnya untuk mengonsumsi vitamin agar sistem imun semakin prima, sehingga tubuh tidak mudah sakit dan terserang infeksi.
Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Anak saat Cuaca Panas Ekstrem
2. Olahraga rutin setiap harinya
Selain mencukupi kebutuhan cairan tubuh, kamu juga perlu melakukan olahraga rutin setiap hari, minimal 30 menit. Melakukan aktivitas fisik akan membantu tubuh tetap aktif, sehat, mengurangi stres, serta mencegah terjadinya penyakit yang biasanya muncul di musim kemarau.
Lakukan olahraga ringan, dengan intensitas yang sesuai dengan kemampuan tubuh. Misalnya saja berjalan kaki, lari, atau melakukan yoga di rumah.
3. Konsumsi makanan sehat kaya nutrisi
Tetap mengonsumsi makanan sehat kaya nutrisi, seperti buah serta sayur yang kaya serat. Kandungan nutrisi di dalam makanan akan membantu menjaga sistem imun tubuh.
Alhasil, kamu terhindar dari berbagai ancaman penyakit yang biasa muncul di musim kemarau seperti diare, influenza, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta tipes.
Baca juga: 7 Macam Makanan yang Cocok Dikonsumsi saat Musim Kemarau
4. Istirahat yang cukup
Pastikan tubuh mendapat istirahat yang cukup selama musim kemarau. Istirahat bisa bantu meningkatkan produksi antibodi di dalam tubuh. Antibodi merupakan protein penting, yang membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit tertentu.
National Sleep Foundation merekomendasikan durasi tidur untuk orang dewasa setidaknya 7 jam setiap malam.
5. Kenakan pakaian yang cukup saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari
Suhu di siang hari (sekitar pukul 10.00 – 14.00) pada musim kemarau umumnya lebih panas, dibandingkan sore hari. Bahkan tak jarang, pada kondisi ini sinar matahari akan terasa begitu menyengat di kulit.
Kenakan pakaian yang nyaman namun cukup untuk melindungi dari sengatan matahari sekaligus angin yang kerap terasa lebih kencang dari biasanya. Hal ini untuk mengantisipasi sinar matahari dan suhu tinggi berisiko menyebabkan masalah kesehatan, seperti heat stroke, dehidrasi, masalah pada mata hingga kulit.