jatimnow.com - Podium juara etape pertama International Tour de Banyuwangi Ijen disapu bersih oleh pebalap asal St George Continental Australia.
Tiga pebalap itu, Marcus Culey nomor (94) yang finish pertama, Zenovich Mathew (95) posisi kedua, dan Dyball Benjamin (93) di posisi ketiga. Sementara yang mendapat poin 10 dalam lintasan Sprint ditempati Page Dylan, pebalap dari Team Sapura Cycling.
Sedangkan dalam balap sepeda kategori 2.2 itu, Best Indonesian Rider ditempati Slamet Juangga yang mendapatkan kaos (jersey) merah putih.
Baca juga: ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
Untuk Volcadot jersey atau best climber di peroleh Marcus Culey. Tak hanya itu, pebalap asal St George Continental itu juga mendapatkan yellow jersey. Sementara rekan setimnya, Zenovich Mathew mendapatkan green jersey.
Marcus Culey mengaku, kemenangannya di etape pertama ini merupakan kemenangan perdananya. Sebab, tahun lalu di ITdBI 2017 dirinya hanya mampu finish di urutan ketiga.
"Ini prestasi terbaik saya sejak tahun lalu. Kali ini saya menebusnya," kata Marcus usai menerima hadiah sebesar Rp 12 juta di podium di Rowo Bayu Songgon, Rabu (26/9/2018).
Untuk etape kedua, lanjut dia, dirinya mengaku tidak akan bekerja keras seperti di etape pertama kali ini. Karena, ia bersama 4 rekan timnya akan fokus pada etape keempat atau etape terakhir.
Dengan gap 1 menit 35 detik dari pesaing terdekatnya, Marcus mengaku bahwa yellow jersey tanda pemimpin lomba itu bakal lebih mudah dipertahankan. Paling tidak selama dua hari ke depan. Tapi di etape pamungkas yang finish di Paltuding, dirinya tidak yakin dapat memenangi pertandingannya.
Baca juga: Diserahkan Mendagri, Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia
"Sangat curam dan sangat panjang (tanjakannya, red). Mustahil saya bisa memenanginya. Tapi kami di tim akan mendorong Ben (Benjamin Dyball) untuk menjadi juara di Ijen," sebutnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, even ini sekaligus menjadi konsolidasi infrastruktur, sehingga setiap orang meminta daerahnya untuk dilalui.
"Ayo Pak Anas besok lewat sini lagi biar jalannya bagus. Seperti di Rowo Bayu ini, sekarang jalan jadi mulus," kata Anas menirukan ucapan salah seorang warga yang ditemuinya.
Ia menjelaskan, lokasi finish di Rowo Bayu ini dipilih karena memiliki sejarah masa lalu bagi Banyuwangi. Sekaligus menatap masa depan Banyuwangi.
Baca juga: Hasil Survei PRC, Warga Lamongan Puas Kinerja Yuhronur Efendi-Abdul Rouf
"Katanya menatap masa depan daerah tidak boleh melupakan sejarah masa lalu. Bagaimana pertempuran Sayu Wiwit sampai titik darah penghabisan ada di Bayu ini. Maka dengan spirit Bayu ini ke depan Banyuwangi bisa lebih maju, kita bisa bangkit, pariwisata kita bisa tangguh berbasis budaya dan berakar sejarah," papar Anas.