jatimnow.com - Jajanan Latiao yang membuat banyak korban keracunan mulai dipertanyakan dari manakah sejarah jajanan ini hadir. Bagaimana cara membuatnya, dan apa saja komposisinya.
Latiao adalah olahan strip pedas berbahan dasar tepung yang digoreng. Jajanan ini bertekstur kenyal, dengan cita rasa manis-pedas. Latiao pertama kali ditemukan dan dibuat di Tiongkok, Cina.
Sejarah Latiao
Baca juga: Dinkes Lamongan Larang Penjualan Jajan Impor Berbahaya Latiao
Latiao pertama kali muncul di Provinsi Hunan, Tiongkok Selatan pada 1998, pada saat itu sedang terjadi banjir bandang terbesar di sepanjang Lembah Sungai Yangtze.
Banjir pada wilayah dengan luas 2 kali wilayah Belanda itu menyebabkan 200 juta orang terdampak dan 15 juta petani dirugikan.
Pada saat itu masyarakat sangat bergantung pada tepung kedelai, namun harga kedelai sedang tinggi dan mahal.
Melihat kekhawatiran itu, 3 penduduk lokal dari Kota Piangjing dengan pengetahuan bisnisnya menemukan solusi untuk memanfaatkan tepung terigu yang lebih mudah didapat.
Mereka memanfaatkan mesin pemeras mie panjang (tiao) untuk mengolah adonan Latiao. Proses pengolahan seperti ini terinspirasi setelah mengunjungi pabrik mie beras di kota Changde.
Setelah adonan gandum diproses, mereka menambahkan bumbu pedas (Ia) sehingga terbentuklah Latiao.
Sejak tahun 1990-an jajanan ini telah beredar dalam kemasan plastik dan sudah memenuhi rak minimarket, supermarket, dan warung pinggir jalan.
Tahun 2000-an produk ini dijual dengan harga 1 mao (10 fen atau 1 yuan) dan jika dirupiahkaan sebesar Rp250.
Pada 2023, 100 ribu ton kemasan produk Latiao telah terjual hingga berkontribusi pada nilai produksi senilai 60 miliar yuan (sekitar 132 triliun rupiah).
Saat masa pandemi, banyak industri yang terguncang bahkan bangkrut. Bisnis Latiao justru malah meningkat.
Walaupun pada Mei 2018, Otoritas Keamanan Pangan Provinsi Shanxi, Tiongkok melakukan pemeriksaan dan menyatakan Latiao sempat tidak memenuhi standar keamanan dan berujung membatasinya. Namun, produk itu masih tetap tersedia.
Sedangkan di Indonesia teerakhir kasus ditemukan pada Juli 2024, di mana puluhan siswa SD yang ada di Bandung Barat, Jawa Barat mengalami keracunan Latiao.
Mereka merasa mual, lemas, pusing, dan muntah setelah mengonsumsinya pada jam istirahat berlangsung.
Baca juga: Latiao Berbahaya! Disperindag Lamongan Imbau Warga Waspada Konsumsi Jajan Impor
Bahaya Latiao
Saat ini, Latiao sering dijual bebas di e-commerce dan sekarang sudah beredar di warung atau kantin di sekolah. Sebelumnya, jajanan ini juga sering trending di beberapa platform media sosial.
Dari banyaknya korban keracunan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turun tangan. Keracunan ini nyaris merata di tujuh daerah, yaitu Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, Riau, hingga Jawa Timur.
BPOM melakukan uji lab pada jajanan Latiao ini. Hasilnya, jajanan ini mengandung Bakteri Bacillus Cereus, dan langsung dari pasaran.
Bahaya Bakteri Bacillus Cereus yakni dapat meningkatkan kadar Leukosit hingga penurunan kadar Trombosit, sehingga menyebabkan pusing, mual, dan lemas.
Karena terlalu bahaya, BPOM menghimbau pada distributor (warung dan toko) untuk mengembalikan produk pada produsen.
BPOM juga mengeluarkan perintah pada importir untuk menarik kembali peredaran produk, penangguhan sementara registrasi dan importir produk ini sampai proses pemeriksaan dan pengujian selesai.
Komposisi Latiao
Baca juga: BPOM Temukan Jajanan Latiao asal Cina di Kediri, Mengandung Bakteri Berbahaya
10 lembar kulit tahu
1/4 buah bawang bombai
4 siung bawang putih
100 ml minyak
Bumbu-bumbu
2 sdm bubuk cabai halus
2 sdm chili oil
2 sdt garam
2 sdm bubuk cabai kasar
1 sdm minyak wijen
1 sdm biji wijen sangrai
1 sdt gula pasir
1 sdt kaldu bubuk
1 sdt bawang putih bubuk
Proses Pembuatan:
1. Kulit tahu direndam selama 15 menit supaya empuk.
2. Kukuslah kulit tahu selama 10 menit.
3. Campurkan semua bahan dari bumbu dan rendam terlebih dahulu.
4. Cincang bawang bombai dan bawang putih lalu goreng.
5. Begitu bawang mulai berwarna coklat dan kering, angkat dan saring.
6. Campurkan minyak hasil menggoreng bawang ke campuran bumbu yang sudah direndam tadi, aduk rata.
7. Masukkan kulit tahu ke dalam campuran bumbu, aduk rata. Selanjutnya diamkan selama 1-2 jam supaya bumbu meresap dan merata.
8. Gulung setiap kembang tahunya dan disajikan.
Reporter: Nicky-Aulia