jatimnow.com - Insiden kekerasan terhadap tiga siswa SMKN 1 Surabaya yang dilakukan oleh kepala sekolah terdengar oleh Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Khofifah kekerasan dalam bentuk apapun tidak sepatutnya terjadi, terlebih di lingkungan pendidikan.
Saat ditemui di Surabaya, Sabtu (29/9/2018) Khofiffah mengungkapkan prihatin atas tindakan tersebut. Ia menegaskan tidak sepatutnya kejadian itu terjadi , apalagi di sekolah.
Patut Dibaca:
Baca juga: 5 Tahun Perjalanan Pemprov Jatim Gelontor Rp71 Triliun untuk Program TisTas
- Buntut Kekerasan Siswa, Penjelasan Kadispendik Jatim di Medsos Ane
- Video: Siswa SMKN 1 Surabaya Tuntut Kepsek Mundur
- Kekerasan Pada Siswa di SMKN 1 Surabaya, Kasek: Saya Khilaf
- Pernyataan Mengejutkan Sang Kadispendik Jatim Soal Insiden SMKN 1
Mantan Menteri Sosial itu berjanji akan memprioritaskan hal ini agar tidak terjadi lagi kekerasan pada dunia pendidikan di Jawa Timur.
"Selama ini kan tidak termonitor dan tidak ada skema punishment (hukuman atau sanksi) yang jelas serta SOP. Itu yang harus segera dibuat agar jelas," ujar Khofifah.
Menurut gubernur terpilih yang berpasangan dengan Emil Dardak, pemberiak sanksi itu demi keberlangsungan proses belajar mengajar yang baik.
Sehingga punishment terhadap oknum pendidik maupun kepala sekolah yang melakukan tindak kekerasan kepada siswa di lingkungan sekolah sangat diperlukan.
"Proses belajar mengajar itu harus dibuat menyenangkan. Jadi tidak boleh ada kekerasan. Di jenjang apapun, kekerasan sebaiknya tidak ada," tegas Khofiffah.
"Tentu itu semua tapi dengan berdasarkan pada asas praduga tak bersalah ya. Meskipun demikian, tanggung jawab untuk tidak adanya kekerasan tetap berada di tangan guru kelas dan juga kepala sekolah," imbuhnya.
Baca juga: Video: ASN Pemprov Jatim Beri Ucapan Pada Apel Terakhir Khofifah-Emil