jatimnow.com - Menyoroti banjir yang terjadi di Jember pada Kamis (12/12/2024) kemarin, Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaidi menyebut bupati terpilih dan Dinas PU Bina Marga dan SDA Jember harus mencari solusi atas keadaan yang terjadi.
Dikatakan Ayub Junaidi, telah banyak sungai di wilayah perkotaan. Sejak dulu pun, Jember tidak pernah terjadi banjir.
"Sebenarnya kalau dilihat Jember kota, tidak ada ceritanya Jember banjir genangan. Karena sungainya dalam, yang melintasi kota Jember ada Kali Jompo, Sungai Bedadung, dan sebagainya, hingga menjadi satu," kata Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaidi, Jumat (13/12/2024).
Baca juga: Jember Kota Dikepung Banjir, Sejumlah Ruas Jalan Tergenang Air Setinggi 1 Meter
Sebagai orang yang lahir dan tinggal di wilayah perkotaan Jember, Ayub mengaku adanya banjir yang melanda mungkin karena penataan manajemen dari pihak terkait yang belum maksimal, dan seharusnya mulai berpikir mencari solusi.
Mengingat penduduk Jember sekarang ini bertambah dan banyak lahan penyerapan air yang sekarang beralih fungsi, menjadi bangunan sekolah, toko, ruko dan bangunan lainnya.
"Ini yang seharusnya harus dipikirkan bersama," ungkapnya, saat ditemui di kantor DPC PKB Jember.
Ayub mencontohkan, seperti banjir genangan yang berada di Jembatan Mastrip yang di bawahnya terdapat Sungai Bedadung yang begitu besar.
Baca juga: Pemkab Tulungagung Lakukan Mitigasi Bahaya Bencana Hidrometeorologi
Namun mengapa air masih menggenangi jembatan, padahal seharusnya air bisa mengalir kedataran yang paling rendah.
"Air sebetulnya tinggal turun ke sungai. Termasuk di Jalan Jawa, kenapa kok tidak masuk ke sungai, pusing airnya cuma mutar-mutar saja. Padahal sudah ada jalan yang enak, kenapa masih airnya lewat di SMAN 2 Jember," kisahnya.
Dengan demikian, seharusnya pihak terkait, seperti Dinas PU Bina Marga dan SDA Jember mencari solusi, bagaimana saluran air menuju ke sungai dan tidak menggenangi jalan.
Baca juga: Pj Wali Kota Mojokerto Tinjau Lokasi Banjir, Beri Bantuan Warga Terdampak
Tidak hanya dinas terkait, Ayub menyatakan, ini juga termasuk tugas bupati terpilih, Muhammad Fawait atau Gus Fawait untuk mencari solusi terjadinya banjir di wilayah perkotaan.
"PKB sebagai partai pengusung harus melihat itu. Ini menjadi bahan evaluasi, begitu Gus Fawait dilantik, apa yang harus dilakukan. Ini ada hikmahnya dan Gus Fawait sudah punya pandangan," ucapnya.
"Bagaimana fungsi dari selokan betul-betul menjadi sorotan, bukan tempat usaha atau lainnya. Ini kalau hujannya 2 hingga 3 hari, akan lebih parah (banjir) dari ini," tegasnya.