5 Fakta Menarik dari Film Women from Rote Island

Sabtu, 14 Des 2024 12:52 WIB
Reporter :
jatimnow.com
Women from Rote Island (Foto: Kemenparekraf RI for jatimnow.com))

jatimnow.com - Film produksi sineas Indonesia kembali mencuri perhatian dunia. Film berjudul Women from Rote Island atau Wanita Berkelamin Darah ini terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang Academy Awards ke-97 atau Piala Oscar 2025 untuk kategori Best International Feature Film.

Berikut 5 fakta menarik tentang film ini

1. Raih Banyak Penghargaan 

Film ini berhasil meraih banyak penghargaan, yaitu pada ajang Piala Citra FFI 2023 untuk kategori Film Panjang Terbaik Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, dan Pengarah Sinematografi Terbaik. Selain itu, film ini juga meraih penghargaan dan terpilih untuk ditayangkan dalam Busan International Film Festival 2023 ini, Asian Film Festival Barcelona 2023, hingga QCinema International Film Festival 2023 di Filipina. Dan kini, film ini, bersama 80 film dari seluruh dunia, terpilih masuk dalam proses seleksi Oscar 2025 untuk kategori Best International Feature Film.

Baca juga: 7 Film Refleksi Perjuangan Anak Muda, Cocok Ditonton Momen Sumpah Pemuda

2. Digarap di Pulau Rote

Film ini digarap langsung di Pulau Rote, yang terletak di wilayah Indonesia paling selatan, masuk dalam Kepulauan Rote Ndao. Pulau Rote adalah pulau terbesar dari 107 pulau dalam Kepulauan Rote Ndao, sekaligus satu dari 8 pulau yang berpenghuni di kepulauan tersebut.

3. Bukan Aktor Terkenal

Para aktor film ini, seperti Merlinda Dessy Adoe, Irma Novita Rihi, Van Jhoov, Bani Sallum Ratu Ke, Maria Dona Ines, Leonard Leo Leba, Putri Diana Soarez Moruk, Yulius Oktavianus, dan Chelsi Tasi, kebanyakan bukan aktor kawakan, melainkan warga Pulau Rote yang baru menjajal dunia keaktoran film. Namun ternyata para aktor tersebut berhasil membawa adegan demi adegan dengan sangat bagus layaknya aktor terkenal.

4. Debut Sang Sutradara

Baca juga: Film Ngeri Ngeri Sedap Segera Tayang di Bioskop

Sutradara film ini yaitu Jeremias Nyangoen, meraih penghargaan Piala Citra FFI kategori Sutradara Terbaik, mengaku bahwa film ini adalah karya penyutradaan pertamanya (debut). Meski sebelumnya, Jeremias pernah terlibat dalam penulisan naskah film Denias, Senandung di Atas Awan (2006), hingga Serdadu Kumbang (2011).

\

5. Angkat Kasus Kekerasan Seksual

Film ini mengangkat kisah seorang pekerja migran wanita yang mengalami kekerasan seksual di negeri orang. Namun setelah pulang kembali ke kampung halaman, alih-alih mendapat perlindungan dan pembelaan hukum, dirinya justru kembali menjadi korban kekerasan seksual.

Baca juga: Cak Now Show: Kiat Sutradara Gina Produksi Film Indonesia di Saat Pandemi Covid

Kisahnya begini, seorang wanita bernama Orpa (Merlinda Dessy Adoe) menjadi ibu tunggal dari tiga anak perempuan ketika suaminya, Abram, meninggal dunia. Untuk menguburkan jasad suaminya, Orpa
menunggu kepulangan anak perempuan sulungnya yang bernama Martha (Irma Novita Rihi). Martha adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sebuah perkebunan sawit di Malaysia.

Saat Martha pulang, Martha menunjukkan perubahan total. Martha terlihat sangat depresi dan memiliki banyak luka akibat kekerasan di tubuhnya. Rupanya Martha mengalami kekerasan seksual dari majikannya di Malaysia. Malangnya, di kampung halaman pun Martha kembali menjadi korban kekerasan seksual.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler