jatimnow.com - Minimnya rambu-rambu lalu lintas yang ada di Jawa Timur kerap mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Hal itu disoroti oleh Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Harisandi Savari.
Pria yang akrab disapa Haris itu mengatakan, mobilitas masyarakat saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) cukup tinggi. Minimnya rambu lalu lintas berpotensi mengakibatkan kecelakaan di jalan raya.
"Berdasarkan data yang kami miliki, pada semester I tahun ini terdapat 2100 kecelakaan lalu lintas atau jika diprosentasekan sebanyak 93 persen laka lantas di jalan raya," ujarnya, Rabu (25/12/2024).
Baca juga: 30 Papan Imbauan Dipasang, Cara Polres Tulungagung Tekan Angka Kecelakaan
Menurutnya, selama ini Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur hanya konsentrasi pada koordinasi kondisi jalan, misalnya jalan berlubang, sehingga kurang memperhatikan kondisi rambu lalu lintas.
"Dari hasil evaluasi kami, salah satu penyebab kecelakaan selain kelalaian pengemudi, juga disebabkan tidak ada rambu-rambu lalu lintas," imbuhnya.
Baca juga: Angka Kecelakaan Tinggi, Sukarelawan Penjaga Perlintasan Kereta Api di Tulungagung Diberi Pembinaan
Menurut Haris, rambu lalu lintas seharusnya memberikan kekuatan pencegahan pada pengendara. Misalnya, ada rambu tanda peringatan rawan kecelakaan atau lainnya, sehingga perlu adanya penambahan rambu lalu lintas.
"Mobilitas masyarakat untuk keluar masuk di Jatim cukup tinggi untuk di tingkat nasional. Kami berharap Dishub Jatim melakukan antisipasi salah satunya penambahan rambu lalin," ungkapnya.
Baca juga: Kecelakaan di Suramadu Turun Drastis Sepanjang 2022, Apa Resepnya?
Tahun ini, pengguna angkutan darat jenis bus diperkirakan mencapai 2,8 juta orang, pengguna kereta api sebanyak 2,399 juta orang, pengguna transportasi udara sebanyak 1,65 juta orang, pengguna transportasi laut mencapai 442 ribu orang, dan pengguna penyeberangan 914 ribu orang dengan total 8,2 juta orang menggunakan angkutan umum.
"Tahun ini jumlah ini naik 31 persen dari tahun sebelumnya," pungkasnya.