jatimnow.com - Arzeti Bilbina, anggota Komisi X DPR RI mendatangi SMKN 1 Surabaya, Selasa (2/10/2018) siang.
Saat tiba di sana sekitar pukul 12.25 Wib, Arzeti langsung masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. Pertemuan dengan pihak sekolah berlangsung tertutup.
Dari pantauan jatimnow.com, Arzeti datang ke SMKN 1 Surabaya menggunakan mobil Toyota Sienta putih bernopol W 1618 SQ. Setelah mengadakan pertemuan di ruang kepala sekolah, sekitar pukul 12.50 Wib, Arzeti langsung melihat aktifitas belajar mengajar di sekolah ini.
Baca juga: Dua Kali Melakukan Kekerasan ke Siswa, Oknum Guru di Surabaya Diskors
Ditengah-tengah kunjungannya, Arzeti mengatakan kedatangannya untuk menyerap aspirasi.
"Banyak aspirasi yang kita serap di sini. Apa yang harus kita benahi sama-sama. Peran orang tua, peran wali murid peran sekolah. Saya sendiri sebagai orang tua, memberikan kewenangan penuh kepada sekolah untuk mendidik dan mengarahkan anak saya," tuturnya.
Lantas apakah kedatangannya ke SMKN 1 Surabaya ada hubungannya dengan kasus dugaan kekerasan Kepala Sekolah, Bahrun terhadap siswanya? Arzeti menjawabnya diplomatis.
Baca juga: Orangtua Korban Kekerasan di SMKN 1 Surabaya Lapor Polisi?
"Sebetulnya di Komisi X ini kemitraan Kemendikbud, Kemendikti serta pariwisata. Makanya tadi saya memberikan kuliah umum di Unesa kemudian ke sini. Dan di sini, anak-anak SMK berbeda dengan SMA. Anak-anak di sini lebih berani berkreatifitas," ungkap Arzeti.
Namun, informasi yang didapat jatimnow.com menyebut, saat bertemu Bahrun dan sejumlah perwakilan sekolah, Arzeti sempat menanyakan penyelesaian kasus dugaan kekerasan di SMK ini yang berakhir damai dengan surat permintaan maaf yang sudah dibuat oleh Bahrun.
Arzeti juga mengapresiasi Gubernur Jatim, Soekarwo dan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang konsen dan peduli dengan anak-anak sekolah kejuruan.
Baca juga: Begini Caranya Agar Pungutan di Sekolah Tidak Ngawur
"Di Jawa Timur ini lulusan SMK-nya tertinggi di Indonesia. Dan saya sangat apresiasi atas wacana sekolah di SMK digratiskan," tambahnya.
Setelah melihat aktifitas belajar mengajar di sejumlah jurusan di SMKN 1 Surabaya, sekitar pukul 13.22 Wib, Arzeti meninggalkan SMKN 1 Surabaya di dampingi dua stafnya.