jatimnow.com – Buku ke-6 karya Ketua Stikosa AWS, Dr Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom sudah diluncurkan awal Maret 2025 ini. Diterbitkan oleh Prenadamedia Group, buku ini bertajuk Seni Digital Indonesia, Jaringan dan Gerakan Komunitas Seni Indonesia.
Ditulis bersama Prof. Rachmah Ida, M.Comm, Ph.D, buku ini mengungkap dan mempelajari praktik-praktik gerakan digital, juga dikenal sebagai aktivisme digital, dalam komunitas seni media digital Indonesia.
Studi seperti ini masih jarang di Indonesia. Tidak banyak peneliti yang mempelajari seni sebagai gerakan melawan ideologi, mitos dan budaya mainstream yang sudah mapan diterima atau dianggap benar oleh masyarakat. Juga tidak banyak penelitian kritis yang menyelidiki komunitas seni digital Indonesia.
Baca juga: Bawaslu Tulungagug Dokumentasikan Kerja Ad Hoc Pemilu 2024 Lewat Buku
Menurut Jokhanan, seni digital bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tentang gerakan yang membawa perubahan dan perlawanan terhadap hegemoni budaya.
Obyek penelitian adalah komunitas seni digital Indonesia Biennale dan komunitas jejaring digital Forum Lenteng. Menurut Jokhanan, penelitian dilakukan mulai Juni 2018 hingga januari 2020. Selama kurun waktu tersebut, ia mengumpulkan data melalui catatan, jurnal, materi audio visual hingga artefak budaya.
Data itu antara lain diperoleh dari media sosial senimedia.id dan situs web Biennale yang kemudian dilakukan kajian dan analisis dari sisi kajian media dan komunikasi. Ia juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa tokoh kedua komunitas tersebut saat mereka mengadakan pertemuan rutin.
Yang menarik, walaupun buku ini merupakan disertasi ilmiah penulis, namun ditulis dengan gaya bahasa yang elegan, runtut dan enak dibaca. Seperti membaca sebuah tulisan jurnalistik yang mendalam (depth news) disertai data, foto-foto pendukung dan referensi yang sangat lengkap.
Beberapa karya digital art diulas dengan kajian yang detil. Misalnya karya video digital imaging oleh seniman digital Gelar Sumantri berjudul “Kun Fayakun” dan “Ratu Pantai Selatan”.
Baca juga: Pemkab Lamongan Luncurkan Buku Baca Anak "Kolam Lele Caca"
Sumantri menggunakan teknik hacktivisme, yakni merubah karya seni asli menjadi karya seni baru. Antara lain dengan memasukkan fitur animasi ke dalam foto lukisan untuk menciptakan imajinasi baru.
Ia melakukan hacktivisme terhadap karya seni lukisan koleksi Galeri Nasional dan Istana Negara, sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni seni lukis serta perlawanan terhadap mitos dan nilai-nilai di masyarakat.
Demikian juga kajiannya terhadap karya seni digital Proyek Bunga Matahari via Instagram yang dilakukan oleh komunitas digital Seruppa dari Palu, Sulawesi Tengah. Karya ini merupakan protes diam dan menawarkan solusi terhadap masalah pencemaran limbah merkuri yang ada di kota Palu.
Sebagai seorang akademisi dan peneliti bidang budaya visual dan digital media komunikasi, Jokhanan banyak menulis artikel akademis tentang media digital dan aspek visual komunikasi.
Baca juga: Luncurkan Trilogi Richer Mindset, Hermanto Tanoko Bagikan "Jimat" Orang Kaya
Dua karya buku sebelumnya membahas secara detil kedua aspek tersebut, yakni Konvergensi Media : Transformasi Media Komunikasi di Era Digital pada Masyarakat Berjejaring (2022) dan Komunikasi Grafis, Dilengkapi Panduan Teknis Desain Lay Out Dengan Aplikasi Software Grafis InDesign (2020).
Sedangkan Rachmah Ida dikenal sebagai profesor pertama dalam bidang Studi Media di Indonesia. Pada tahun 2022, ia meraih penghargaan internasional sebagai salah satu dari Top 100 Scientist dalam bidang Ilmu Sosial versi AD Scientific Index. Karya-karyanya telah banyak dikutip dalam berbagai penelitian ilmiah.
Penulis: Redho