jatimnow.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Region VIII Surabaya mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024.
RCEO RO VIII Surabaya Jajang Abdul Karim mengatakan, dorongan dari pengembangan bisnis ritel khususnya emas dan haji sukses menumbuhkan 60% dan 23% setiap tahun.
Pertumbuhan bisnis BSI di wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB sepanjang 2024 mengalami pertumbuhan yang cukup baik karena mengedepankan uniqueness produk dan layanan. Di mana produk tersebut menjadi keunggulan BSI yaitu bisnis emas dan haji.
Baca juga: HSBC Road to Summit 2024, Dorong Pengusaha Surabaya Ambil Bagian di Pasar Global
"Hal ini dikarenakan dengan uniqueness produk dan layanan yang hanya dimiliki bank syariah. Di antaranya bisnis emas dan haji. Hal inilah yang terus kami dorong dengan penguatan literasi ke masyarakat sehingga penetrasi dan inklusinya tumbuh optimal,“ katanya, Kamis (13/5/2025).
Sepanjang 2024, pembiayaan Gadai Emas di WILAYAH REGION VIII Surabaya mencapai Rp 1,1 Triliun tumbuh 26% setiap tahun.
Sedangkan produk Cicil Emas mencapai Rp971 Milyar, tumbuh 132%. Nasabahnya pun didominasi kaum muda dengan rentang umur 20-30an.
Baca juga: Avian dan BTN Teken Kerja Sama, Berikut Point yang Disepakati
Selain emas, lanjut Jajang, perkembangan Tabungan Haji BSI di wilayah RO VIII Surabaya juga tumbuh 23% secara tahunan atau sekitar 107 Ribu nasabah, dengan total nilai Rp556 Milyar.
"Terlihat bahwa emas menjadi alternatif investasi syariah yang saat ini cukup diminati. Selain harganya yang mengalami peningkatan signifikan, emas merupakan instrumen safe haven yang tahan terhadap inflasi. Di satu sisi, Tabungan Haji BSI juga sangat diminati karena memberikan jalan bagi masyarakat mempersiapkan perjalanan suci tersebut untuk kemudahan di masa depan,” tuturnya.
Di sisi lain BSI Region VIII Surabaya pun mencatatkan rata-rata pertumbuhan bisnis di semua sektor dobel digit.
Baca juga: BRI Surabaya dan Balai Besar Veterina Farma Pusvetma Teken Kerja Sama
Mulai dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang telah mencapai Rp30 Ttriliun tumbuh sekitar 20,2% setiap tahun. Salah satunya terdorong kontribusi positif dari Tabungan Haji BSI.
Kemudian pembiayaan mencapai Rp25 Triliun atau tumbuh 15,3%. Sehingga, aset BSI mencapai Rp30,6 Triliun atau naik sekitar 19,4%.
"Fokus pada pembiayaan yang berkualitas, transformasi digital dan inovasi menjadi kunci BSI menjaga kinerja yang impresif di tengah dinamika kondisi perekonomian,” tandasnya.