jatimnow.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengimbau para orang tua, khususnya ayah, untuk turut hadir mengantarkan anak-anak mereka pada hari pertama masuk sekolah.
Imbauan itu diberikan khususnya bagi anak yang memasuki jenjang pendidikan baru.
Menurut Mu'ti, kehadiran ayah pada momen ini bukan sekadar rutinitas biasa, melainkan sebuah bentuk dukungan moral dan emosional yang sangat berarti bagi anak.
Baca juga: Kebijakan Pajak E-Commerce, Langkah Wajar atau Beban Baru bagi UMKM?
Nur Ainy Fardana Nawangsari, dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), menegaskan bahwa peran ayah dalam perkembangan anak sangat khas dan tidak bisa tergantikan oleh ibu
“Peran ayah itu sesungguhnya tidak bisa tergantikan oleh peran ibu. Ada kondisi-kondisi yang memang itu khas dilakukan oleh ayah. Jadi ketika ayah terlibat dalam perkembangan anak termasuk saat mengantarkan anak ke sekolah di hari pertama merupakan hal yang penting dan mendukung dalam perkembangan anak," terangnya.
Menurut Nur Ainy, keterlibatan ayah pada hari pertama sekolah memberikan rasa aman dan dukungan emosional yang mendalam, bahkan membentuk ikatan positif yang selama ini lebih didominasi oleh peran ibu.
“Kehadiran ayah memberikan ketenangan emosional sehingga anak bisa memulai hari sekolah dengan perasaan nyaman,” tambahnya.
Baca juga: Menelisik Tradisi Merantau dan Semangat Kerja Masyarakat Madura
Data studi terbaru tahun 2025 menunjukkan bahwa anak yang ayahnya aktif terlibat dalam pengasuhan memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang lebih baik sebesar 43 persen, serta kekuatan sosial dan emosional yang meningkat hingga 30 persen.
“Ketika ayah hadir, anak merasa lebih percaya diri dan mendapatkan figur role model yang sangat berarti dalam hidupnya,” ujar Nur Ainy.
Hal itu menegaskan bahwa keterlibatan ayah bukan hanya soal kehadiran fisik, tetapi juga memberikan dorongan psikologis yang kuat bagi perkembangan anak.
Baca juga: Viral Bukan Jaminan Kompeten, Stop Pengangkatan Duta Wisata Asal-Asalan!
Tidak hanya penting pada hari pertama sekolah, Nur Ainy menuturkan bahwa konsistensi keterlibatan ayah dan ibu dalam proses pendidikan anak sangat diperlukan. Meskipun tidak harus hadir tiap hari di sekolah, keterlibatan emosional dan komunikasi hangat di rumah harus tetap terjaga.
“Orang tua yang tidak bisa hadir secara fisik sebaiknya tetap berkomunikasi hangat, mendengarkan cerita anak tentang hari sekolahnya, dan menunjukkan ketertarikan yang tulus,” sarannya.
Dengan demikian, kehadiran dan peran aktif ayah dalam mendampingi anak pada hari pertama sekolah dan seterusnya sangat krusial untuk mendukung perkembangan emosional, sosial, dan akademik anak secara optimal.