jatimnow.com – Ahli konstruksi dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Muji Himawan, menyatakan bahwa robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo merupakan bentuk kegagalan struktur bangunan. Dari pengamatan di lapangan, kerusakan terjadi pada seluruh elemen utama bangunan.
“Kalau melihat tingkat kerusakan, ini kegagalan struktur. Model kerusakannya sudah hancur semua, baik kolom, balok, maupun plat,” ujar Muji dalam konferensi pers, Rabu (1/10/2025).
Muji menjelaskan, bangunan yang ambruk terdiri dari empat lantai dan runtuh menimpa hingga ke dasar. Kondisi tersebut menyulitkan tim SAR untuk mengakses korban yang masih berada di bawah reruntuhan.
Baca juga: Pemprov Jatim Siagakan Dukungan Penuh Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk
“Kami membackup proses evakuasi di bawah komando Basarnas. Saat ini konsentrasi masih untuk bisa mencapai korban. Bila masuk fase berikutnya, kami akan membantu proses pengangkatan elemen-elemen struktur,” jelasnya.
Menurutnya, langkah evakuasi harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak menimbulkan dampak baru, termasuk pada gedung yang berada di sekitar lokasi.
Baca juga: Tim SAR Deteksi 15 Korban di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 7 Masih Responsif
“Ada elemen struktur yang mencantol dengan bangunan sebelah. Alhamdulillah tidak langsung tertarik keras sehingga putus, tapi ada yang bersandar ke gedung lain di sisi selatan. Ini menjadi konsentrasi kita agar jangan sampai bangunan sekitar ikut ambruk,” ungkapnya.
Muji menekankan bahwa puing bangunan akan diangkat satu per satu dengan teknik khusus.
“Kami menggunakan metode piece by piece, puing demi puing, dengan alat yang hanya boleh mengangkat maksimal satu ton. Tidak boleh ditarik sembarangan, harus dilepas dulu, baru bisa diangkat. Hal ini untuk menghindari risiko runtuhan susulan dan sekaligus mempercepat akses ke korban,” terangnya.
Baca juga: Gempa Sumenep Persempit Celah Korban Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Saat ditanya lebih jauh mengenai penyebab detail kegagalan konstruksi, Muji menyatakan analisis teknis belum dilakukan.
“Kalau soal kenapa runtuhnya, itu nanti setelah ada penelitian dan pengecekan lebih lanjut. Saat ini prioritas kita tetap evakuasi korban. Semua langkah teknis kami lakukan tetap di bawah komando Basarnas,” tegasnya.