jatimnow.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) menciptakan inovasi paving porous anti banjir berbasis limbah fly ash, sebagai solusi berkelanjutan untuk mitigasi banjir perkotaan sekaligus pemberdayaan ekonomi desa. Inisiatif ini dijalankan melalui kolaborasi strategis dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Ketua Tim Penelitian DTIS ITS, Yuyun Tajunnisa, menjelaskan bahwa alih fungsi lahan menjadi penyebab utama banjir karena berkurangnya kemampuan tanah dalam menyerap air.
"Perkerasan dengan permeabilitas rendah, seperti paving konvensional, memperparah masalah ini karena menghambat aliran air dan menyebabkan genangan," ujarnya.
Baca juga: Rektor Marseno, Jejak Pimpinan Proyek Juanda dan Peletak Dasar ITS Diungkap
Menyadari permasalahan tersebut, tim DTIS ITS mengembangkan paving porous yang mampu menyerap air secara alami dan lebih ramah lingkungan.
Inovasi ini memanfaatkan limbah pembakaran batu bara (fly ash) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai pengganti sebagian semen. Langkah ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.
Kepala Program Studi D4 Teknik Sipil ITS ini menambahkan, melalui serangkaian pengujian laboratorium yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), pihaknya berhasil membuktikan bahwa kombinasi fly ash dan CaCO menghasilkan paving dengan kekuatan mekanis yang baik dan tingkat permeabilitas yang tinggi.
Dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), penelitian ini tidak hanya berhenti pada tahap pengujian.
Baca juga: Kata Pakar ITS soal Penyebab Motor Brebet Setelah Isi Pertalite
Tim DTIS ITS menggandeng Departemen Manajemen Bisnis ITS untuk mengkaji potensi pasar dan peluang komersialisasi produk paving porous ini di sektor konstruksi berkelanjutan.
Kolaborasi ini disambut baik oleh BUMDes Sumberejo, Kecamatan Paiton, Probolinggo. Ketua BUMDes Sumberejo, Slamet Hariyadi, menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan ITS yang telah melibatkan pihaknya sejak tahun 2023.
"Pengembangan paving porous berbasis fly ash ini adalah peluang emas bagi desa kami untuk menciptakan usaha yang bernilai ekonomi sekaligus berdampak positif bagi lingkungan," ungkap Yadi.
Baca juga: Gubes ITS Ungkap Cara Cerdas Selamatkan Industri Kimia dari Bahaya
Yadi menambahkan bahwa program ini telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama dalam peningkatan perekonomian lokal.
"Usaha produksi paving di desa kami telah membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan penghasilan warga. Kami berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas di masa depan," tuturnya.
Penelitian ini melibatkan tim yang solid, termasuk Prof. Ridho Bayuaji, Ir. Yosi Noviari Wibowo, Made Indrayana Supriyatna, Kharisma Keysia Paramitha, Hazen Masrafat, Hendro Nurhadi, dan Ir. Gita Widi Bhawika, serta mahasiswa dari DTIS dan Departemen Manajemen Bisnis ITS.