jatimnow.com - Departemen Ekonomi Islam FEB Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan Kyoto Muslim Association (KMA) menyelenggarakan kegiatan "Exploring the Global Halal Ecosystem: Insight from Kyoto Halal Centre and Indonesian Halal Authorities" di Grand Mosque Kyoto, Jepang, pada 10 November 2025.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali proses sertifikasi halal di Jepang, khususnya di Kyoto, serta membandingkannya dengan regulasi dan peran pemerintah di Indonesia.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Dina Fitrisia Septiarini, S.E., M.M., Ak.; Dr. Fatin Fadhilah Hasib, S.E., M.Si.; serta Meri Indri Hapsari, S.E., M.Si., Ph.D. dan menjadi ruang diskusi mendalam terkait dinamika ekosistem halal global, sekaligus membuka peluang kolaborasi antara UNAIR dan KMA di masa mendatang.
Baca juga: FEB UNAIR Edukasi Pekerja Indonesia di Jepang tentang Keuangan Syariah
Rangkaian kunjungan dimulai dengan penjelasan mengenai sejarah berdirinya Grand Mosque Kyoto yang telah menjadi pusat perkembangan Islam di Kyoto sejak 1998.
Meskipun komunitas Muslim merupakan minoritas, Kyoto dikenal sebagai kota pertama di Jepang yang menerapkan program “Kyoto Muslim Friendly”. Program tersebut lahir dari kepedulian masyarakat lokal terhadap kebutuhan dasar Muslim yang tinggal dan beraktivitas di Kyoto.
Dalam sesi diskusi, Dr. Dina berbagi pengalaman terkait tingginya kesadaran masyarakat Kyoto terhadap kebutuhan halal.
Baca juga: Terobosan! Mahasiswa UNAIR Temukan Cara Obati Diabetes dengan Sel Punca
“Awareness warga Kyoto terhadap kehati-hatian konsumsi makanan dan minuman Muslim sangat diperhatikan. Saat saya membeli olahan ubi dan ternyata tidak halal, penjaga toko langsung melarang untuk membeli karena mengandung alkohol. Saya sangat mengapresiasi hal itu, dan ini menunjukkan bahwa Kyoto adalah kota yang Muslim Friendly,” ungkapnya.
Sesi penerimaan dilakukan oleh pimpinan KMA, termasuk Imam Besar Grand Mosque Kyoto Ust. Mahmoud Purwanto, S.H.I.; Ketua KMA Dr. Shahbaz Khan; serta General Manager KMA, Shizuka Iwasaka.
Kegiatan ini berkontribusi pada upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan (SDG 8) melalui penguatan kolaborasi internasional di bidang industri halal.
Diskusi antara Universitas Airlangga dan Kyoto Muslim Association membuka peluang pengembangan ekosistem halal yang lebih luas tidak hanya pada makanan dan minuman, tetapi juga kosmetik, fesyen, dan sektor wisata halal yang memiliki potensi ekonomi tinggi.
Baca juga: Waspada Flu Malaysia, Pakar UNAIR Ungkap Potensi Lonjakan & Kesiapan Indonesia
Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong penciptaan peluang usaha baru, peningkatan kapasitas UMKM halal, serta mendukung terciptanya lingkungan ekonomi yang lebih produktif, inklusif, dan berdaya saing global.
Inisiatif ini sejalan dengan visi FEB UNAIR dalam memperkuat kontribusi akademik terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, sekaligus memperluas jejaring internasional yang bermanfaat bagi masyarakat.