jatimnow.com - Polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Muhammad Rio Suhendro, narapidana dengan kasus pencabulan yang tewas saat mencoba kabur di Lapas Kelas II Blitar pada pada Selasa (6/11/2018) malam.
"Kalau secara fisik, tidak ada tanda kekerasan yang dialami korban, tapi tetap tunggu hasil forensik," kata Kasatreskrim Polres Blitar Kota AKP Heri Sugiono.
Dalam pemeriksaannya, polisi memintai keterangan dari seluruh petugas Lapas. Termasuk petugas pos tiga yang saat itu melihat langsung korban melompat dan berusaha meraih pagar. Namun begitu, unsur kekerasan yang dialami oleh korban sebelum meninggal tidak ada.
"Tapi penyebab kematiannya secara pasti tetap kita tunggu hasil Visum oleh dokter forensik. Semua (petugas Lapas) sudah kami periksa. Kami mohon waktu," beber Heri.
Pihak lapas sendiri secara intens memberikan informasi kepada keluarga Rio. Keluarga kemudian menjenguk Rio.
Baca juga: Dikabarkan Jatuh dari Atap saat Kabur, Napi Pencabulan di Blitar Tewas
Baca juga: Napi Narkoba Rutan Klas llB Sampang Meninggal Dunia
Padahal sesuai aturan, Rio tidak diperkenankan dijenguk oleh keluarga. Sebab menurut petugas Lapas, percobaan melarikan diri merupakan pelanggaran berat dalam Lapas.
"Kami juga kasihan, jadi keluarganya kami panggil. Yang bersangkutan dengan keluarganya juga kelihatan biasa saja," kata Kepala Keamanan Lapas Kelas II Blitar, Bambang Setiawan, Kamis (08/11/2018).
Bahkan hingga korban meninggal, petugas Lapas terus memberitahukan kepada keluarganya. Namun rupanya pihak keluarga Rio tidak terima. Keluarga Rio kemudian melapor ke polisi.
Baca juga: Napi Narkoba Lapas Jember Ditemukan Tewas Dalam Sumur