Pixel Codejatimnow.com

Catatan Akhir Tahun Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul/dok jatimnow.com
Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul/dok jatimnow.com

jatimnow.com - Memasuki awal tahun 2019, merupakan momen terakhir Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Ada beberapa catatan Gus Ipul selama dua periode atau 10 tahun mendampingi Gubernur Soekarwo.

Gus Ipul mengaku sangat bersyukur bisa melalui tahun 2018 dengan cukup baik. Provinsi Jawa Timur juga semakin banyak memiliki kepala daerah bupati/ wali kota yang hebat. Partisipasi para ulama, kiai, tokoh dan masyarakat juga sangat baik.

"Kita bersyukur punya kepala daerah hebat. Kita punya Wali kota hebat seperti Bu Risma (Tri Rismaharini, Wali kota Surabaya). Kita juga punya Mas Anas (Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi). Mereka ini telah mengabdi dengan baik sehingga ikut menopang kemajuan Jatim," kata Gus Ipul pada wartawan di rumah dinas Wakil Gubernur Jatim, Jalan Imam Bonjol, Surabaya, Minggu (30/12/2018).

Selain memiliki bupati dan wali kota yang hebat, kemajuan Jawa Timur juga ditopang partisipasi masyarakat.

"Kita bangga pada masyarakat Jawa Timur yang selalu ngomong apa adanya, ceplas-ceplos, punya budaya terbuka sehingga kalau ada masalah disampaikan melalui berbagai forum pengajian hingga tingkat RT/RW," tuturnya.

Bentuk partisipasi kongkrit dari masyarakat juga terlihat dari maju serta berkembangnya sektor UMKM (usaha mikro kecil menengah). Budaya masyarakat yang tidak kenal lelah menjadikan kemajuan di bidang ekonomi bisa dirasakan.

Memasuki tahun 2019, Gus Ipul mengatakan bahwa masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu di antaranya adalah penyediaan lapangan pekerjaan dan hadirnya SDM yang terampil.

"Tantangan kita justru yang banyak menganggur adalah lulusan sekolah keterampilan. Ini merupakan PR pemerintah ke depan yang saya harapkan bisa diselesaikan," lanjutnya.

Dalam membangun Provinsi Jawa Timur katanya, menghadirkan investor saja tidaklah cukup. Yang perlu didorong saat ini adalah memperluas usaha non fasilitas dari pemerintah.

"Saya bersyukur selama 10 tahun ini bisa ikut secara langsung dalam proses membangun Jawa Timur sebagai wakil gubernur. Banyak pengalaman, banyak keliling di daerah sehingga bisa mengetahui lebih jauh tentang persoalan-persoalan yang ada," terangnya.

Selama dua periode menjabat Wagub Jatim, Gus Ipul mengaku setidaknya tiga persoalan utama yang juga harus dihadapi yakni sektor pemerintahan, ekonomi dan sosial.

Di sisi pemerintahan, perlu dihadirkan birokrat yang tidak hanya bekerja sesuai ketentuan tapi juga sanggup berinovasi.

Persoalan sosial juga masih ada beberapa pekerjaan rumah di antaranya untuk menanggulangi kemiskinan. Begitu juga sektor ekonomi, juga perlu dipertajam upaya menyambungkan UMKM dengan usaha besar.

Baca juga:
Bertemu Khofifah, Gus Ipul Usul Bangun Bumi Perkemahan

"Saya berterima kasih diberi kesempatan mengabdi sebagai wakil gubernur dan didukung dengan baik oleh masyarakat luas baik melalui ulama tokoh agama, budayawan, seniman pelaku UMKM serta kekuatan lain masyarakat yang itu semua sungguh sangat berharga," tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan selama dua periode menjalankan tugas sebagai wakil gubernur.

Gus Ipul menyadari, selama sepuluh tahun terakhir belum ada legacy yang bisa dijadikan pertanda keberhasilan. Sebagai wakil, dirinya juga belum mampu mewujudkannya, karena sebagai wakil, harus mengikuti apapun keputusan gubernur.

"Itu norma yang harus dipegang seorang wakil gubernur. Yang saya menyesal, selama 10 tahun ini, kami tidak menghadirkan legacy yang kongkrit yang nyata yang bisa dijadikan pertanda atau pembeda yang bisa jadi icon," jelasnya.

Selama menjabat wakil gubernur, Gus Ipul pernah mengusulkan pembangunan pusat kajian Islam di Madura serta pembangunan pusat kebudayaan dan olahraga di Gresik. Namun hingga saat ini usulan ini tidak pernah terealisasi.

"Memang selama 10 tahun terakhir, ada penghargaan yang diraih Jawa Timur dari Pemerintah Pusat. Namun penghargaan-penghargaan itu bukanlah sebuah karya kepala daerah, tapi lebih tepatnya karya dari staf di bawah, serta karya pihak lain yang secara simbolik diterima oleh gubernur," ujarnya.

Gus Ipul yang juga salah satu ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lantas mencontohkan bagaimana Alex Noerdin (Gubernur Sumatera Selatan) yang mampu menghadirkan Jakabaring, serta Fadel Muhammad yang mampu membangun banyak legacy di Gorontalo dan juga Jokowi maupun Ahok di Jakarta. Namun di Jawa Timur, itu belum nampak.

Baca juga:
Naik Bus Suroboyo, Gus Ipul: Saya Ingin Menikmati Kebijakan Bu Risma

Di Jawa Timur ada Imam Utomo yang mampu menghadirkan Jembatan Suramadu. Begitu juga ada Basofi Soedirman yang mampu menciptakan gerakan kembali ke desa.

"Saat ini ada prestasi yang cukup membanggakan berupa terobosan tapi bukan istimewa. Karena kadang yang bisa dimainkan adalah hanya membaca angka-angka. Kumpulan penghargaan di Jatim bukanlah ukuran," ujarnya.

Karenanya dalam kesempatan ini, Gus Ipul berharap, gubernur dan wakil gubernur terpilih mampu lebih sukses dalam menghadirkan legacy sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat luas.

"Saya percaya gubernur baru bisa bikin legacy. Bupati walikota juga mampu mewujudkannya sehingga kesuksesan kepala daerah ke depan bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat," harapnya.