Pixel Codejatimnow.com

Gubernur Khofifah Sebut Politik Identitas Menggerus Karakter Bangsa

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Jajeli Rois
Khofifah saat menghadiri acara di Jombang
Khofifah saat menghadiri acara di Jombang

jatimnow.com - DPW LDII Jawa Timur menggelar seminar bertajuk Pendidikan Karakter Bangsa untuk Generasi Milenial. Acara ini menghadirkan pembicara utama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sementara pembicara lainnya adalah pakar pendidikan Profesor Imam Suprayoga dan Ketua DPP LDII DR. Basseng, M.Ed.

Seminar pendidikan ini juga digabungkan dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung SMA Budi Luhur, di Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang. Sekolah formal ini merupakan bagian dari Pesantren Gadingmangu.  

"Kehadiran Ibu Gubernur merupakan motivasi dalam membangun pendidikan karakter di Jombang," ujar Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Sabtu (2/3/2019).

Menurutnya, pendidikan karakter ini menjamin kerukunan antar umat beragama. Kerukunan dan kebersamaan ini menjadikan Jombang tetap kondusif meskipun dalam suasana Pemilu.

"Saya berharap, masyarakat bisa memilah dan memilih pemimpin yang dapat mengayomi rakyat," papar Mundjidah.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua DPW LDII Jawa Timur Amien Adhy menyatakan pertumbuhan penduduk 5-6 juta per tahun menjadi beban bagi bangsa. Hal itu terjadi, menurut Amien, bila pertambahan penduduk hanya menghasilkan generasi tak berketerampilan.

"Agar jadi aset bangsa, maka solusinya adalah pendidikan," ujar Amien.

Ia memaparkan pendidikan di abad 21 haruslah pendidikan yang dapat menangkap gerak zaman atau tidak kedaluwarsa ketika memasuki dunia kerja.

Baca juga:
Video: Khofifah Telah Kantongi Nama Plh Gubernur Jatim

Di hadapan lebih dari 7.000 santri Pesantren Gadingmangu dan siswa-siswi SMP, SMA, dan SMK Budi Utomo, Khofifah mengatakan gadget merupakan masalah sekaligus berkah.

Menurutnya, dengan fokus pendidikan karakter bangsa, ia memprediksi dalam pendidikan karakter di dalam keluarga besar LDII, fokus adalah membangun generasi yang berkarakter kuat, memiliki nuansa kebangsaan yang kuat dan spiritualitas yang kuat pula.

Ia bangga dengan kekerabatan muslimat NU dan muslimat LDII, yang merupakan penyemai karakter generasi masa depan.

Dengan pendidikan karakter bangsa tersebut, menurut Khofifah tak ada lagi misintepretasi dalam Pancasila dan UUD 45. Khofifah juga mengingatkan kurangnya pendidikan karakter bangsa, menunjukkan peningkatan intoleransi pada generasi milenial.

Ia menyebutkan, riset yang dilakukan UIN Syarif Hidayatullah, yang menyebut 37,7 persen generasi milenial setuju jihad adalah perang dengan umat yang berbeda kepercayaan. Mereka juga meyakini tindak kekerasan terhadap minoritas adalah hal yang wajar.

Bukan hanya milenial, bahkan guru dan dosen tidak setuju bila pemerintah melindungi minoritas.

"Membangun karakter bangsa dengan demikian sama halnya dengan membangun rasa saling menghargai, menghormati, moderasi, dan toleransi sehingga memberi resonansi strategis dalam membangun bangsa," ujar Khofifah.

Khofifah menambahkan, generasi milenial yang dibimbing oleh media sosial sangat mengkhawatirkan. Ia menyebut, salah satu dari delapan ciri generasi milenial adalah no gadget no life! Tapi generasi X sebagian juga tak bisa pisah dari ponsel,

"Ibu-ibu bangun Subuh menyentuh air wudlu atau ponsel duluan? Jadi sebagian generasi X juga berpedoman no gadget no life!," imbuh Khofifah.

Untuk itu baik milenial maupun generasi X harus mampu melihat sisi positif dari ponsel dan media sosial, agar dapat mengonstruksi kehidupannya secara positif pula. Pemikiran dan kehidupan yang positif bisa jadi bekal Indonesia jadi kekuatan ekonomi nomor enam dunia pada 2030 dan keempat pada 2040.

"Modalnya sudah kelihatan, saya pernah ke Komando Armada Timur, terdapat Kapal Perang I Gusti Ngurah Rai, adalah hasil karya anak bangsa di PT PAL," ujar Khofifah. Kapal perang canggih itu mampu mendeteksi kapal musuh dari jarak lebih 100 km dan mampu mendeteksi kapal selam ratusan meter di bawah laut.

"Inilah modal besar pembangunan poros maritim yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi," ujar Khofifah.

Dengan wilayah 85 persen laut dan garis pantai terpanjang nomor dua dunia, Indonesia harus memiliki nilai lebih dalam kemaritiman.

"Dengan potensi laut yang luas, kita tak boleh lagi impor garam. Dan Jawa Timur akan fokus mendorong swasembada garam nasional," ujar Khofifah.

Khofifah dalam kesempatan itu, melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung SMA Budi Luhur. Gedung itu direncanakan setinggi tiga lantai dan dapat menampung 3.000 siswa. Menurut Wildy Istimror Ketua Yayasan Budi Utomo, dana yang dibutuhkan mencapai Rp18-20 miliar.

Baca juga:
Video: ASN Pemprov Jatim Beri Ucapan Pada Apel Terakhir Khofifah-Emil