Pixel Code jatimnow.com

Targetkan 28 Juta Wisatawan, Pemkot Surabaya Genjot Event Wisata 2019

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Advertorial
Event Surabaya Vaganza yang akan digelar 24 Maret 2019
Event Surabaya Vaganza yang akan digelar 24 Maret 2019

jatimnow.com - Wisatawan yang datang ke Surabaya terus merangkak naik setiap tahunnya. Bahkan, di 2019 ini, Pemerintah Kota Surabaya menargetkan 28 juta wisatawan berkunjung ke Kota Pahlawan. Demi mencapai target itu, Pemkot Surabaya terus menggenjot event-event wisata yang besar dan meriah, sehingga target itu diyakini akan tercapai.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik pada tahun 2017 mencapai 24 juta, lalu meningkat jadi 25 juta pada tahun 2018. Sedangkan tahun 2019 ini, Disbudpar menargetkan jumlah wisatawan tembus di angka 28 juta orang.

Oleh karena itu, berbagai event bertaraf nasional hingga internasional siap digelar. Salah satunya rangkaian acara Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah agenda besar HJKS dimajukan di bulan Maret. Pasalnya, saat bulan Mei nanti sudah mulai memasuki bulan suci Ramadhan. Sedangkan April, sudah memasuki masa tenang pilpres, sehingga tidak boleh ada event yang melibatkan banyak masa.

"Makanya, jadwal HJKS ini kami majukan mulai Maret," kata Antiek, Sabtu (9/3/2019).

Rangkaian agenda HJKS akan dimulai dengan Festival Rujak Uleg pada 17 Maret 2019 pukul 08.00 Wib di Kya-kya Jalan Kembang Jepun. Rencananya, festival yang dikemas unik dan atraktif ini akan memecahkan dua Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sekaligus, yaitu kategori peserta rujak uleg terbanyak dengan 1.600 orang yang berasal dari 268 grup. Para pesertanya memakai kostum unik sehingga akan menambah kemeriahan festival tersebut. Rekor MURI kedua yang bakal dipecahkan adalah cobek terbesar berdiameter 2,5 meter.

Selain itu, Pemkot Surabaya akan membuat panggung empat sisi tepat di pusat Jalan Kembang Jepun. Dengan demikian akses masyarakat ke panggung akan lebih mudah.

"Tahun lalu hanya dua sisi, tahun ini panggung dapat diakses empat sisi," imbuh mantan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya ini.

Baca juga:
Cari Tempat Bikin Event? Coba Datangi Kampung Nostalgia Surabaya

Agenda andalan lainnya adalah Surabaya Vaganza, yaitu sebuah atraksi budaya dan parade bunga dari Tugu Pahlawan menuju balai kota. Sampai saat ini, telah masuk 40 mobil hias yang sudah resmi bakal mengisi acara itu. Ada juga 11 kabupaten/kota lain yang akan turut memeriahkan acara itu lewat performance budaya atau mobil parade bunganya.

Konsep berbeda juga ditawarkan Disbudpar pada perayaan hari pahlawan nanti. Sebanyak 10 negara yang punya kota berlabel Kota Pahlawan, akan diundang dalam acara ini, di antaranya Rusia dan Polandia. Sementara, event Surabaya Cross Culture International Festival masih menjadi primadona yang tidak boleh dilewatkan para wisatawan. Tahun ini pesertanya meningkat menjadi 15 negara. Konsepnya, tentu saja bakal berbeda dan dipastikan akan semakin meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya terus mengembangkan event-event baru untuk mendongkrak wisatawan. Tahun ini, ada beberapa event baru yang akan dihelat oleh pemerintah kota. Di antaranya Surabaya Corner, yakni, pameran produk-produk khas Surabaya yang akan dipajang sebulan penuh di House of Sampoerna.

Baca juga:
World Kids Carnival JFC di Jember Tampilkan Kontingen dari Jepang

Bahkan, ada pula Festival Perahu Layar yang tahun lalu batal digelar. Tahun ini, festival yang memanjakan para nelayan itu akan berlangsung pada Agustus di kawasan Kenjeran. Beberapa event baru pun terus dikembangkan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota Pahlawan.

"Surabaya ini punya banyak potensi, baik dalam hal budaya, alam, atau industri. Nah, kami memanfaatkannya secara maksimal," ungkap Antiek.

Event baru lainnya yang bakal digelar adalah Festival Kayoon. Sejak era kolonial Belanda, para wisatawan di Surabaya senang mengitari Jalan Kayoon sembari menunggu keberangkatan kereta. Tradisi tersebut disebut Puteran. Nantinya, tradisi tersebut akan coba dihidupkan kembali melalui sebuah festival, lengkap dengan fasilitas delman untuk berkeliling kawasan. Supaya lebih meriah, festival ini akan digelar bersamaan dengan mekarnya Bunga Tabebuya yang pada tahun lalu menjadi perhatian semua lapisan masyarakat.

"Kami juga sudah berbicara dengan para pelaku industri pariwisata di kawasan itu untuk menanam lebih banyak lagi pohon Tabebuya, khususnya di sepanjang Jalan Kayoon, sehingga jalan itu bisa menjadi lebih indah dengan mekarnya Bunga Tabebuya," pungkasnya.