jatimnow.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa taman di Surabaya. Salah satunya taman yang terletak di bantaran sungai Jalan Ngagel, Sabtu (16/3/2019).
Wali Kota Risam menyebut bahwa taman yang berada di pinggir sungai Jalan Ngagel terlalu tertutup. Sebab menurutnya, di taman itu banyak berdiri tanaman tinggi yang berada berada di tepi jalan sehingga menghalangi pandangan warga yang melintas.
"Ini akses utama. Ini semua orang harus tahu kalau ada sesuatu di sini. Jadi orang bisa mampir. Gak boleh semua ditutup. Ngaturnya tinggi rendah tanaman. Jadi yang di sana jangan dikasih yang tinggi-tinggi," jelas Wali Kota Risma kepada salah satu pejabat Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH).
Selain tanaman yang tingginya kurang teratur, Wali Kota Risma juga mempermasalahkan nuansa taman yang terlalu monoton. Di taman yang belum memiliki nama ini, mayoritas merupakan tanaman hijau. Risma berpesan taman tersebut dapat segera diganti dengan tanaman berwarna-warni dan tim DKRTH dapat mengatur agar taman rindang namun tetap terlihat.
Baca juga:
Video: Banteng Ketaton Hanya Ingin Hancurkan Arogansi Risma
"Ini kasih yang berbunga, gak usah mahal tapi orang seneng. Jangan tanaman yang rupanya ijo (hijau). Yang ini (menunjuk tanaman tinggi) gak apa-apa, tapi dipindah ke tengah sini. Jadi orang tahu pintu keluar sama masuknya. Gak takut ke sini," perintahnya.
Wali Kota Risma pun sempat memberi nasihat ke Petinggi DKRTH untuk memberikan arahan atau bimbingan kepada para pekerja taman.
"Diajari memang mereka (pekerja taman) tentang tinggi rendah sama perpaduan warna. Terus kalau sudah kadung ditanam masak kusuruh cabut? Ya bukan salah dia, tapi salah nyuruh ditata gak asal kita tanam," sambungnya.
Baca juga:
Video: Kakak Whisnu Sakti Serukan Lawan Oligarki Risma
Ia juga memberikan masukan-masukan agar taman yang sudah ia bangun selama ini untuk dapat dicintai oleh masyarakat khususnya warga Jalan Ngagel. Wali Kota Risma juga ingin membuat jalan pinggir sungai itu untuk sarana jogging track dan pusat wisata.
"Nanti kalau sudah jadi kasih taman. Kasih kursi, kasih lampu hias. Orang-orang dulu gak pernah datang ke taman sejarah. Tapi sejak aku kasih lampu pada datang. Coba kamu kasih pedang-pedangan di sini sepanjang ini, jangan cuma dua meter. Pasti orang nanti tertarik ke sini," pungkasnya.
