Pixel Codejatimnow.com

BNPT Beberkan Penyebaran Paham Terorisme di Lembaga Pendidikan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : LKBN Antara
Ilustrasi/jatimnow.com
Ilustrasi/jatimnow.com

jatimnow.com - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ir Hamli, M.E menyebut, ancaman penyebaran paham terorisme sudah mulai masuk ke lembaga pendidikan mulia dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA).

"Lembaga pendidikan ini menjadi target dimasukkan paham-paham ini (terorisme). Dimulai dari dasar sampai perguruan tinggi, terutama yang perguruan tinggi itu," kata Hamli dalam dialog pencegahan terorisme di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu (28/8/2019).

Ia menjelaskan, pada tingkat perguruan tinggi penyebaran paham terorisme tersebut dinilai sudah berjalan, dibuktikan dengan banyak para pelaku yang berlatar belakang lulusan atau mahasiswa dari perguruan tinggi. Namun kini, katanya, ancaman penyebaran paham tersebut telah menyisir pada tingkat SMA bahkan PAUD.

"Jadi kalau ada sekolah yang tidak mau lagi pasang bendera merah putih atau tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya, itu jangan dibiarkan. Jadi mohon bantuannya kepada teman-teman dosen, TNI, Polri, semua untuk mengawasi agar virus seperti itu (terorisme) tidak menyebar ke anak-anak kita," paparnya.

Baca juga:
3 Warga Binaan Kasus Terorisme Ucapkan Ikrar Setia NKRI di Lapas Kelas I Madiun

Akibatnya, lanjut Hamli, seperti yang terjadi di salah satu universitas di Jawa Timur. Katanya, ketika itu pihaknya melakukan wawancara tak langsung kepada sebanyak 6.000 mahasiswa baru dan hasilnya menunjukkan 27 persen mahasiswa tersebut tidak mau lagi menggunakan Pancasila sebagai dasar.

"Ini yang kita khawatirkan, 27 persen, gimana nanti rektor membenahi anak-anak ini. Ini yang berat buat kita. Jadi, saya harap kepada TNI, Polri kalau ada sekolah yang minta untuk memberikan materi tentang bela negara, segera berikan," jelasnya.

Baca juga:
Satu Napi Teroris Lapas Ngawi Ikrar Setia kepada NKRI

Ia juga menyebut bahwa terorisme merupakan gerakan yang paling keras atau ekstrem. Paham terorisme itu tidak serta-merta langsung timbul begitu saja, tetapi bermula dari sikap intoleransi, radikalisme, sehingga tumbuh dalam aksi terorisme.

"Kebinekaan, keberagaman, perbedaan etnis mau pun agama ini sudah menjadi keniscayaan di dunia ini. Berbeda itu biarlah, tapi kita saling menghormati," tambahnya.