Pixel Codejatimnow.com

Ditutup 2017, Apa Kabar RS Hewan Setail Surabaya?

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Zain Ahmad
RS hewan Setail/ foto istimewa
RS hewan Setail/ foto istimewa

jatimnow.com - Rumah Sakit (RS) Hewan Setail Surabaya telah ditutup sejak akhir 2017 lalu. Bagaimana nasibnya sekarang?

Dr Liang Kaspe, mantan Kepala RS Hewan di samping Kebun Binatang Sirabaya (KBS) menyebut penutupan itu dilakukan oleh Ketua Yayasan Kebun Binatang Surabaya (KBS), Denny Triyanto. Alasannya, takut dipolisikan.

"Rumah sakit itu berdiri sejak 2009, dan ada izinnya dari Dinas Ketahanan Pangan. Kemudian izin habis seiring berjalannya waktu, kalau nggak salah tahun 2011 habis, saya lupa," terangnya saat dikonfirmasi jatimnow.com, Senin (12/10/2020).

"Kalau ditutupnya itu Oktober 2017. Yang nutup ketua yayasan KBS. Alasanya karena takut kena perkara dan polisi," tambah dr Liang.

Ia menceritakan,saat itu, pihaknya akan memperpanjang izin namun sulit, karena tidak ada kejelasan status tanah dan status kepemilikan rumah sakit.

"Karena yang mengelola rumah sakit itu perkumpulan atau yayasan KBS. Tapi tanah itu sertifikatnya ada di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Nah, izinnya ke mana, maka dinas ketahanan pangan kesulitan memberikan izin ke siapa," jelas dr Liang.

Kemudian pada tahun 2017, Kepala Departemen Ketahanan Pangan datang mengajak konsolidasi ketua yayasan mengenai izin itu, dan menawarkan untuk sementara dokter hewan dari dinas ketahanan pangan akan berkecimpung di situ. Sehingga izinnya tidak perlu diributkan, dan seolah-olah itu adalah milik dinas.

Baca juga:
6 Tempat Ibadah dalam 1 Lokasi, Bukti Kerukunan Beragama di Surabaya

"Tapi waktu itu ketua yayasan menolak, kemudian akhirnya diputuskan untuk ditutup. Ya alasannya itu tadi, katanya takut dipolisikan," tegasnya.

Apakah ada permintaan agar Rumah Sakit Hewan Setail dibuka kembali?

"Kalau untuk itu permintaan dari masyarakat, pemilik hewan yang sangat menyesalkan rumah sakit hewan setail ditutup. Mereka menginginkan itu dibuka kembali," ungkapnya.

"Kalau dari jajaran PDTS KBS sampai sekarang belum ada statment atau omongan terkait itu," pungkas dr Liang.

Baca juga:
Semarak Ramadan pada Pekan Raya BFI di Surabaya

Sementara itu, Direktur KBS, Khoirul saat dikonfirmasi terkait hal tersebut dari pukul 12.27 Wib hingga sekarang belum merespon.

Sedangkan mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Joestamadji yang kini menjabat sebagai staf ahli wali kota bidang pembangunan, ekonomi dan keuangan mengatakan dirinya tidak menangani perkara tersebut.

"Maaf, sudah pindah dari dinas. Ndak nangani lagi. Tanyakan ke KBS dan DKPP," katanya.