Pixel Codejatimnow.com

Pilkada Gresik 2020

Kartu Petani Bangkit, Solusi Qosim-Alif Bentuk Petani Modern di Gresik

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Sahlul Fahmi
dr Asluchul Alif Maslikan sapa masyarakat Gresik
dr Asluchul Alif Maslikan sapa masyarakat Gresik

jatimnow.com - Selain dikenal sebagai kota industri, produksi hasil pertanian di Kabupaten Gresik juga cukup besar.

Pasangan calon (paslon) Qosim-Alif menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan setelah pendidikan dan kesehatan. Sejumlah program yang ditawarkan berupa Kartu Petani Bangkit dan Smart City Desa.

Itu disampaikan Calon Wakil Bupati Gresik dr Asluchul Alif Maslikan saat menyapa masyarakat di Dusun Kulon, Desa Kesamben Kulon, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Minggu (25/10/2020).

Menurutnya, untuk mensejahterakan masyarakat, ia bersama Qosim telah membuat program kartu bangkit untuk sektor pertanian, UMKM dan peternakan.

"Semua biar merata dan termonitor, di satu dashboard Gresik Smart City di Desa, baik itu nanti desa yang mendapatkan bantuan bisa termonitor di Smart City, dan tidak orang- orang itu saja, tapi merata," kata Dokter Alif dalam siaran pers yang diterima redaksi, Minggu (25/10/2020).

Saat ini luas lahan pertanian di Kabupaten Gresik mencapai 67.900 hektar. Nantinya para petani akan mendapat kartu Petani Bangkit yang di dalamnya terdapat sistem penyaluran bantuan bibit padi, jagung, dan kedelai. Juga bantuan pupuk serta traktor dan alsintan (alat-alat mesin pertanian).

Baca juga:
Sah, KPU Tetapkan Yani-Aminatun Pemenang Pilkada Gresik

Dengan Program Petani Bangkit diharapkan produksi beras di Gresik bisa ditingkatkan. Saat ini produksi padi di Kabupaten Gresik mencapai 420 ribu ton. Bila diasumsikan rendemen mencapai 60 persen, total produksi beras dari seluruh lahan pertanian di Gresik mencapai 252 ribu ton.

"Lahan pertanian yang ada luasnya mencapai 67.900 hektar. Jumlah itu naik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 67.197 hektar. Tak hanya di sektor tanaman pangan, produksi perkebunan maupun hortikultura juga terus mengalami tren positif. Mulai dari jagung, kacang tanah, kedelai, dan sejumlah komoditas lainnya," terang dia.

"Program lainnya adalah kami mengajak anak-anak muda di Gresik untuk beralih menggarap sektor pertanian. Caranya, dengan menggarap pertanian menggunakan teknologi tepat guna berbasis sistem. Jika dulu menggarap sawah dengan membajak pakai sapi, memanen secara manual. Kini dengan teknologi yang kami tawarkan melalui konsep smart city, pertanian bisa dikerjakan secara modern," imbuhnya.

Baca juga:
Unggul Quick Count Internal, Q-A: Kawal Suara hingga Keputusan KPU

Selain membantu produksi pangan, gerakan anak muda atau milenial menggarap sektor pertanian bisa dikombinasikan dengan pengembanan pariwisata. Saat ini sedang tren kafe berada di tengah sawah, sangat instagramble dan mendatangkan nilai ekonomis cukup bagus.

"Nanti anak-anak muda akan menggarap sawah. Nah melalui kemasan milenial, proses penggarapan sawah dijadikan obyek wisata. Dibangunan infrastruktur yang unik, didirikan warung atau kafe, sehingga pengunjung bisa menyaksikan secara langsung oleh wisatawan yang datang. Pemasarannya juga menggunakan marketplace yang ada serta melalui platform digital lainnya," pungkas Alif.