Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Pengawas Pemilu Diteror Potongan Kepala Kambing

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Potongan kepala kambing di rumah Novli Thysen serta kertas bertuliskan pesan khusus
Potongan kepala kambing di rumah Novli Thysen serta kertas bertuliskan pesan khusus

jatimnow.com - Pengawas pemilu independen, Novli Thysen mendapatkan teror potongan kepala kambing serta secarik kertas bertuliskan sebagai pesan khusus. 

"Ada bungkusan plastik warna merah. Di dalamnya ada potongan kepala kambing dan ada selembar kertas yang berisi pesannya mungkin sebagai ancaman kepada saya," ujar Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Timur, Novli Thysen, Senin (7/12/2020).

Novli menceritakan kronologis temuan potongan kepala kambing serta selembar surat yang berisi pesan ancaman kepada dirinya. Pada Senin pukul 03.00 Wib dini hari, adiknya pulang ke rumah dan sempat menonton televisi hingga pukul 03.30 Wib.

Kemudian sekitar lebih dari pukul 04.00 Wib, mamanya Novli hendak mencuci di belakang rumah. Karena mesin pompa air berada di teras rumah, mamanya berjalan ke teras hendak menyalakan mesin pompa air.

"Saat itu mama melihat ada plastik kresek warna merah. Saat dipegang kok ada plastiknya, mama membuka dan isinya potongan kepala kambing. Saya sedang tidur di belakang, kemudian mama membangunkan saya," tuturnya.

Kemudian Novli membuka bungkusan plastik kresek warna merah. Setelah dibuka, terlihat potongan kepala yang kondisinya, lidah menjulur dan telinga kambing sisi kanan keadaannya sudah terpotong.

"Juga ada selembar surat yang bertuliskan 'Kalau Tidak Mau Seperti Ini...Jangan Banyak Bicara, Taman Harmoni 01'," terangnya.

Novli merasa pengiriman potongan kepala kambing dan selembar surat tersebut sebagai teror. Sekitar pukul 06.30 Wib, menghubungi polisi.

"Saya telepon Pak Kapolres (Kapolrestabes Surabaya) tidak diangkat, jam setengah 7. Kemudian saya telepon Polda, lalu Polda langsung telpon Kanit Polrestabes Surabaya, lalu teman-teman kepolisian sekarang ada di rumah saya," tuturnya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Novli mengaku tidak bisa berspekulasi tentang pengiriman potongan kepala kambing tersebut dan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan itu ke kepolisian.

"Saya tidak bisa berspekulasi, saya nggak bisa berkomentar banyak, biar polisi yang menyelidiki," katanya.

Namun, dari pesan di selembar kertas tersebut, kemungkinan karena Novli terlalu vokal dalam mengkritisi dugaan pelanggaran pada Pilwali Surabaya 2020.

"Cuman dari pesan kertas, saya pikir mungkin saja saya terlalu vokal melakukan pelaporan-pelaporan. Saya tidak bisa berspekulasi terkait dengan hal ini, tapi yang pasti beberapa kali ini selalu melaporkan adanya pelanggaran Pilwali Surabaya. Misalkan penggunaan fasilitas Taman Harmoni oleh Wali Kota Surabaya Bu Risma," ujarnya.

Wali kota Risma dilaporkan, karena menggelar deklarasi pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya yang mendapatkan rekomendasi dari PDIP, Eri Cahyadi-Armudji (ErJi).

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Kemudian, paslon ini saat pengambilan nomor urut di KPU Surabaya mendapatkan nomor 1. Dan di masyarakat, penyebutan nomor urut paslon ada yang 1 atau nomor 01.

"Pada hari Sabtu kemarin, saya melaporkan ke Bawaslu Jawa Timur terkait Surat Bu Risma," tambahnya.