jatimnow.com - Menjelang Lebaran Idul Fitri 1442 H, komunitas sosial Peace and Love Jawa Timur membagikan ratusan paket sembako dan uang tunai untuk ratusan penyandang disabilitas.
Aksi tersebut diselenggarakan di ball room Hotel Grand Mercure Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jumat (30/4/2021).
Aksi sosial itu juga turut disambut baik Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Jatim. Dia menyebut perhatian terhadap para penyandang keterbatasan memang perlu ditingkatkan.
"Temen-temen down syndrome, autis, kemudian difabel itu punya kelebihan dari pada kita dan kita punya kelebihan. Jadi memiliki masing-masing keunggulan, karena itu memiliki hak yang sama dan Peace and Love memperhatikan itu," ujar Zulhas-sapaan akrab Zulkifli Hasan.
Sementara Ketua Peace and Love Jatim, Asrilia Kurniati menyebut bahwa pembagian sembako kali ini didapat dari beberapa donatur yang dikumpulkan.
"Awalnya kita mau membagikan itu door to door dan memang sebenarnya kita sudah siap sebenarnya untuk sembako," ujarnya.
Baca juga:
KSAL Beri Bantuan Warga Terdampak Gempa Tuban
"Dari peace and love ada sembako yang bernilai 150 ribu, amplop dari peace and love 100 ribu, dari DNY skincare itu 200 ribu, dan dari bang Zulhas 150 ribu jadi total untuk seluruhnya total 450 untuk semua yang datang pada hari ini," sambungnya.
Tak hanya sampai di situ, pembagian paket sembako juga nantinya akan diteruskan secara door to door ke beberapa masyarakat di Surabaya Raya.
"Kalau anak autis ada 30, anak down syndrome ada 25 dan kalau dhuafa 55, dari total 110 yang kita bagikan hari ini. Tapi peace and love nanti juga ada door to door juga sebesar 100 ribu rupiah kita kasih ke tukang pemulung, becak-becak," jelasnya.
Baca juga:
Pj Gubernur Jatim Terima Bantuan 1000 Baja Ringan untuk Warga Bawean
Asrilia menambahkan, tahun ini pihaknya juga akan membangun rumah harapan yang dibangun khusus untuk para penyandang disabilitas. Rencananya rumah tersebut akan dibangun di Surabaya.
"Dan InsyaAllah tahun ini kita akan bangun rumah khusus untuk anak autis dan down sindrom. Ini di Surabaya karena di Sidoarjo sudah ada," tandasnya.
