Pixel Code jatimnow.com

Pemerintah Diminta Beri Beasiswa Anak Yatim Korban Covid-19

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Ni'am Kurniawan
Anggota Komisi XI DPR RI, M. Sarmuji
Anggota Komisi XI DPR RI, M. Sarmuji

jatimnow.com - Banyak anak di Indonesia menjadi yatim piatu lantaran kedua orangtuanya meninggal akibat Covid-19. Pemerintah diminta memberikan beasiswa bagi anak-anak dengan kategori tersebut.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI, M. Sarmuji. Ketua DPD Golkar Jatim itu menyebut bahwa pendidikan adalah fase untuk menambahkan kecakapan dalam perkembangan kehidupan manusia. Juga menjadi sarana penting bagi mobilitas vertikal masyarakat.

"Kehilangan kesempatan belajar berarti kehilangan kesempatan dalam mobilitas vertikal, kehilangan kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup. Bagi anak yang kehilangan orangtuanya, bisa mengalami penurunan taraf hidup di masa depan jika pendidikannya tidak terperhatikan," ungkap Sarmuji di Surabaya, Senin (9/8/2021).

Menurutnya, peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 adalah momentum sangat tepat untuk memberikan perhatian kepada mereka. Katanya, pemerintah harus harus hadir untuk menyelamatkan pendidikan anak yatim korban Covid-19.

Sarmuji menilai, kondisi ekonomi yang masih belum pulih seutuhnya ditambah dengan kehilangan orangtua menjadi ancaman tersendiri bagi siswa untuk terus melanjutkan pendidikan.

Baca juga:
Pemkab Blitar Kunker ke Jember, Serap Informasi Program Beasiswa

"Jika pemerintah memberikan beasiswa bagi anak-anak yatim yang orang tuanya meninggal karena Covid-19, maka mereka masih bisa mengakses pendidikan walaupun kondisi ekonomi masih belum stabil sepenuhnya," tambahnya.

Selain fokus pada penyiapan pembangunan infrastruktur dan teknologi pengajaran di masa pendemi, pemerintah juga diminta Sarmuji untuk memikirkan bagaimana nasib anak-anak yang orangtuanya meninggal karena Covid-19.

Baca juga:
Kado Gus Fawait di Hari Santri, Janjikan Beasiswa Kuliah ke Timur Tengah

Dia menambahkan bahwa ancaman dari ketiadaan akses pendidikan bagi anak usia sekolah akan menimbulkan permasalahan sosial di kemudian hari seperti pekerja usia dini dan pernikahan di bawah umur.

"Untuk itu pemberian beasiswa ini bukan saja untuk menjaga akses pendidikan bagi anak, tetapi menyelamatkan satu generasi di masa mendatang," tandasnya.