Pixel Code jatimnow.com

Jawa Timur Bangun Kerja Sama Water and Waste Management System dengan Belanda

Editor : Arina Pramudita   Reporter : Ni'am Kurniawan
Jawa Timur bangun kerja sama water and waste management system dengan Belanda.
Jawa Timur bangun kerja sama water and waste management system dengan Belanda.

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda untuk Indonesia Mr Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengharapkan adanya kerja sama sistem pengelolaan air (Water Management System) dengan Kerajaan Belanda. Mengingat Kerajaan Belanda terkenal dengan pengelolaan air (water management) yang sangat baik.

"Pemerintah Belanda memiliki water management system yang bagus. Kami harapkan ada penguatan dari tim yang ada di Jatim untuk water management system khususnya terkait sistem irigasi air,” ujar Khofifah di Grahadi, dalam keterangan diterima redaksi, Sabtu (27/11/2021).

Menurut Khofifah, kerja sama yang bisa dilakukan dalam manajemen air yaitu teknologi sistem irigasi sektor pertanian, perikanan dan perkebunan serta membangun energi terbarukan menggunakan sumber daya air (hydro power). Ini penting dilakukan mengingat Provinsi Jawa Timur memiliki sumber daya air yang saat ini terkanalisasi dalam beberapa bendungan.
"Beberapa bulan lalu Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tukul Pacitan dan Bendungan Bendo Ponorogo. Insya Allah dalam waktu dekat akan diresmikan Bendungan Tugu Trenggalek dan Bendungan Gongseng Bojonegoro. Potensi seperti ini bisa menjadi hydro power bagi energi terbarukan, perlu teknologi dan investasi untuk mengolahnya. Sehingga perlu kerja sama dengan pihak lain khususnya dengan Kerajaan Belanda terkait hal tersebut,” jelasnya.

Tak hanya teknologi untuk energi terbarukan melalui bendungan, lanjut Khofifah, kerja sama water management yang bisa dilakukan lainnya yaitu terkait pengolahan air yang siap dikonsumsi.

"Untuk membuat air bersih menjadi siap diminum membutuhkan teknologi. Apalagi sumber airnya dari sungai, masih terdapat zat polutan. Dengan demikian perlu teknologi mengubah air menjadi siap untuk diminum,” tutur gubernur perempuan pertama di Jatim itu.

Khofifah berharap adanya kerja sama dalam penanganan limbah (waste management). Penanganan ini menjadi concern berbagai negara. Ada yang bisa dilakukan seperti mengolah sampah menjadi listrik, pupuk, dan sebagainya.

"Di Jatim ini ada beberapa tempat pemrosesan akhir (TPA) yang bisa dilakukan kerja sama terkait waste management di Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Jombang,” kata Khofifah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur sejak tahun 2017-2021 neraca perdagangan Jawa Timur dengan Belanda senantiasa menunjukkan surplus bagi Jawa Timur.

Baca juga:
Cawagub Jatim Emil Dardak Gagal Amankan Suara di Tempat Mencoblos

Khususnya untuk periode Januari-Oktober 2021 senilai US $ 312,24 juta dengan rincian nilai ekspor Jawa Timur ke Belanda sebesar US $ 453,24 juta dan nilai impor Jawa Timur dari Belanda sebesar US $ 100,41 juta.

"Terima kasih hubungan dagang antara Jatim dengan Belanda berjalan baik. Meskipun pandemi mengalami surplus untuk Jatim,” jelas Khofifah.

Beberapa komoditi ekspor non migas Jawa Timur ke Belanda antara lain berbagai produk kimia: lemak dan minyak hewan/nabati; kayu, barang dari kayu; dan bahan kimia organik. Sedangkan untuk impor Jawa Timur dari Belanda antara lain bubur kayu/pulp, plastik dan barang dari plastik, mesin-mesin/pesawat mekanik, dan perekat, enzim.

Selanjutnya, dari sisi investasi Belanda di Jawa Timur sejak Tahun 2010 sampai dengan triwulan 3 Tahun 2021, tercatat sebanyak 62 perusahaan dari Belanda di 22 kabupaten dan kota dengan nilai investasi US $ 5,1 miliar, dengan bidang usaha terbesar yaitu sektor industri listrik, gas dan air (Paiton Energy) di Kabupaten Probolinggo.

Sementara itu, Dubes Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr Lambert Grijns mengatakan, Jawa Timur merupakan provinsi yang cukup penting bagi Belanda. Ada beberapa hal yang terpenting dilakukan untuk kerja sama seperti pendidikan, waste management dan renewable energy.

Baca juga:
5 Tahun Perjalanan Pemprov Jatim Gelontor Rp71 Triliun untuk Program TisTas

"Dengan pertemuan dengan Ibu Gubernur, besar harapan kami untuk bisa mengembangkan lebih jauh lagi. Untuk water management, kami berharap bisa bekerja sama dengan Provinsi Jatim meliputi manajemen banjir, pengelolaan air bersih untuk bisa langsung dikonsumsi, serta renewable energy,” pungkasnya.

Turut mendampingi Kepala Bagian Kebudayaan dan Komunikasi Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, sekaligus sebagai Direktur Erasmus Huis Yolande Melsert, Konsul Kehormatan Kerajaan Belanda di Surabaya Lily Jessica Tjokrosetio.

Sementara dari Pemprov Jatim hadir Asisten Pemerintahan dan Kesra, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jatim, Kepala Dinas PU SDA Provinsi Jatim, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Kepala DPMPTSP Provinsi Jatim, dan Kepala Biro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jatim.