Pixel Codejatimnow.com

Suspect Omicron Meningkat, Wisata di Kota Batu Tetap Beroperasi

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Achmad Titan
Tempat wisata di Kota Batu beroperasi seperti biasa. (Foto: Galih Rakasiwi/Jatimnow.com)
Tempat wisata di Kota Batu beroperasi seperti biasa. (Foto: Galih Rakasiwi/Jatimnow.com)

Batu - Meningkatnya kasus terkonfirmasi Omicron tak membuat sektor pariwisata di Kota Batu tutup beroperasi. Pemkot sendiri belum mengeluarkan kebijakan untuk mencegah meluasnya potensi penularan.

Padahal, per 4 Februari 2022, Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kota Batu mencatat ada 9 pasien jalani isolasi di Rumah Sakit (RS), 11 pasien isolasi shelter, dan 5 pasien isolasi mandiri.

Salah satu destinasi wisata yang tetap buka, adalah Jatim Park. Wisata edukasi dan keluarga itu tetap beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

"Sejauh ini belum ada arahan apapun dari pimpinan perusahaan. Pengunjung juga masih tetap datang dan masih juga ada permintaan pesanan wisata. Tetap kami layani. Harapan kami tidak tutup, meskipun kami ikut peraturan pemerintah," kata Humas Jatim Park Group, Titik S Ariyanto, Jumat (4/2/2022).

Pariwisata Jatim Park, lanjut Titik, baru saja buka pada Desember 2021. Sejauh ini, ada peningkatan jumlah kunjungan meskipun secara keseluruhan masih belum bisa mengembalikan keuntungan seperti sedia kala.

“Kami baru melek beberapa bulan ini. Pengunjung mulai datang, bis mulai ada. Ya kami bisa apa kalau memang sudah menjadi ketentuan jika ada pembatasan,” paparnya.

Meski sisi pariwisata di Jatim Park berjalan, masih ada beberapa staf yang belum menerima gaji penuh. Hal itu terjadi karena wahana tempat staf itu bekerja, belum beroperasi. Jam kerjanya pun tidak penuh seperti semula.

“Sampai saat ini, ada beberapa staf kami yang belum gajian 100 persen karena kondisi wahananya belum memungkinkan sehingga jam kerja menyesuaikan. Mereka menerima 80 persen gaji karena memang pemasukan secara umum belum memenuhi,” paparnya.

Harapannya, usaha pariwisata bisa tetap berjalan dengan prosedur protokol kesehatan yang lebih intens. Sejauh ini, para pengunjung yang datang ke JTP Group diwajibkan menunjukan dokumen resmi vaksinasi, jika tidak memiliki, maka dilarang untuk masuk. Mereka juga menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Baca juga:
Destinasi Wisata Singapura jadi Incaran Pengunjung, Terbanyak dari Indonesia

“Kami tidak ingin mati kutu. Kalau tutup lagi dampaknya luar biasa,” ucapnya.

Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief as Siddiq memaparkan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan di tempat wisata masih berjalan seperti biasanya. Belum ada penyesuaian signifikan mengantisipasi sebaran varian Omicron.

“Kami sudah melakukan rapat, salah satunya mengangkat permasalahan ini. Disparta sendiri menyiapkan prosedur sesuai instruksi dari pemerintah pusat melalui Inmendagri,” katanya.

Arief menegaskan, komitmen Pemkot Batu yaitu ada keseimbangan antara pengembangan perekonomian dan pengendalian Covid-19.

“Untuk itu, ada percepatan vaksinasi, kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan juga sangat penting,” paparnya.

Baca juga:
Ngabuburit Asik di Pantai Bohai Probolinggo, Hanya Butuh Bayar Parkir

Arief tetap menegaskan bahwa keseimbangan ekonomi dan pengendalian harus setara. Terlebih sektor pariwisata di Kota Batu merupakan sumber penggerak roda ekonomi.

Kepala Dinas Kesehatan, drg Kartika Trisulandari mengatakan, di tengah munculnya varian Omicron ini, dosis ketiga sangat penting untuk diberikan. Menurut Kartika, jika ada 10 persen saja warga tidak tervaksin dosis ketiga, maka berpeluang terinfeksi.

Pemkot Batu melakukan pelacakan di sekolah dan tempat wisata karena di situ banyak didatangi wisatawan dari luar kota.

“Omicron itu kalau gejalanya tidak jauh beda, tapi yang mendominasi batuk, bukan sesak. Omicron penularannya lebih cepat. Dalam penelitian, 4 hari saja bisa menularkan ke 6 orang. Tetapi kesakitannya lebih rendah, ini pun termasuk di Jakarta itu rata-rata rawat inapnya 4 hari saja, tapi mungkin juga karena sudah mendapatkan vaksin. Kalau yang ditulari orang berisiko, ya fatal juga,” tukasnya.