Pixel Codejatimnow.com

Komisi X DPR RI Terkesan Cara Banyuwangi Membangun Pariwisata

 Reporter : Erwin Yohanes
Kunjungan tim Komisi X DPR RI di Banyuwangi./Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for jatimnow.com.
Kunjungan tim Komisi X DPR RI di Banyuwangi./Foto: Humas Pemkab Banyuwangi for jatimnow.com.

jatimnow.com - Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Banyuwangi, Jumat (29/6/2018). Komisi yang membidangi pariwisata ini berkeliling ke sejumlah lokasi untuk melihat perkembangan pariwisata daerah di ujung Pulau Jawa ini.

Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri Fakih mengatakan, kedatangan Kunker Komisi X di Banyuwangi untuk mendapatkan studi empiris referensi tentang pengembangan pariwisata daerah. Sekaligus melakukan konfirmasi tentang pesatnya perkembangan pariwisata di daerah ini.

"Selama ini Banyuwangi sering disebut sebut oleh Kementrian Pariwisata di ruang-ruang sidang tentang contoh pengembangan pariwisata dari nol hingga mendatangkan banyak wisatawan. Kita ingin mengkonfirmasi langsung semua informasi ini," kata Abdul yang datang bersama 10 orang anggota Tim Komisi X.

Didampingi Bupati Abdullah Azwar Anas, tim tersebut mengunjungi sejumlah lokasi di Banyuwangi. Mulai Lounge Pemkab Banyuwangi, Mal Pelayanan Publik hingga Pendopo Kabupaten.

Tim juga mendatangi beberapa destinasi wisata seperti Villa Solong dan Bangsring Underwater serta melihat progres pembangunan hotel bintang empat baru.

Tim juga mendapatkan penjelasan dari Bupati Anas tentang atraksi pariwisata Banyuwangi Festival yang dikembangkan daerah hingga cara Banyuwangi membangun aksesibilitas dan amenitas pariwisata.

"Kami melihat meskipun aksesibilitas di Banyuwangi masih terus berproses tapi Banyuwangi punya atraksi pariwisata yang menarik. Dan Banyuwangi percaya diri dengan keasliannya untuk menarik wisatawan terutama dari mancanegara dan cara ini berhasil," ujarnya.

Senada dengan Wakil Ketua Komisi X, anggota tim Komisi X Marlinda Irwanti, sangat terkesan sejak pertama turun di Bandara Banyuwangi. Bandara Banyuwangi menurutnya sangat kental dengan kultur budaya lokal.

"Bandara menjadi wajah dari wilayah baru yang kita datangi dan akan menjadi salah satu daya tarik pariwisata. Bandara Banyuwangi menampilkan kekhususan dan keunikan dari daerah. Banyuwangi jeli akan hal ini," ujar Marlinda.

Marlinda juga terkesan dengan cara Banyuwangi dalam melibatkan rakyat dalam pengembangan pariwisatanya. Rakyat dilibatkan dalan setiap even festival hingga penyiapan amenitas pariwisata.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

"Kami melihat keinginan yang kuat bahwa destinasi wisata tak hanya jadi pekerjaan pemerintah, tapi juga ada partisipasi masyarakat yg luar biasa. Saya yakin Banyuwangi bisa jadi kota percontohan bahwa mengembangkan pariwisata jadi pendorong kuat untuk mengembangkan ekonomi daerah," ujarnya.

Jumlah kunjungan wisatawan di Banyuwangi sendiri terus meningkat. Pada 2011 jumlah wisman baru 45 ribu meningkat tajam hingga 4,5 juta orang pada 2017. Sedangkan Wisatawan mancanegara dari 12.500 orang pada 2017 naik menjadi 98.970 pada 2017.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik kehadiran tim Komisi X DPR RI di Banyuwangi. Bupati Anas menyebut jika pariwisata Banyuwangi dibangun melibatkan rakyat.

"Modal tidak seluruhnya uang tapi modal sosial berupa dukungan dari rakyat yang membuat pariwisata Banyuwangi bergerak dan bisa eksis," ujarnya.

Anas juga mengatakan dalam puluhan atraksi Banyuwangi Festival yang tiap tahun digelar bukan hanya atraksi pariwisata tapi alat konsolidasi baik dilingkup birokrasi dan masyarakat.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

" Festival ini bukan semata untuk wisatawan tapi juga untuk memberikan kebahagiaan dan membangun kebanggaan bagi rakyat Banyuwangi itu sendiri, sehingga kami semua sama-sama tergerak untuk menjaga keberlanjutannya," pungkas Bupati Anas.

Pariwisata Banyuwangi juga menjadi pengungkit perekonomian lokal. Pendapatan perkapita masyarakat meningkat dari Rp. 20.08 juta/orang pertahun pada 2011 menjadi Rp. 43,65 juta/orang pertahun pada 2017. Sedangkan angka kemiskinan Banyuwangi turun dari 20,09 (2011) persen menjadi 8,64 persen (2017).

"Pariwisata memberikan dampak ekonomi langsung bagi warga mulai penyediaan akomodasi, oleh oleh, travel dan banyak lainnya. Sektor ini akan menjadi bagian yang terus kami kembangkan selain sektor ekonomi lainnya di Banyuwangi," pungkas Anas.

Penulis/Editor: Erwin Yohanes