Pixel Codejatimnow.com

24 Negara Asia-Afrika Belajar Budidaya Ikan di Banyuwangi

Editor : Arif Ardianto  
 Peserta pelatihan delegasi dari 24 negara Asia-Afrika
Peserta pelatihan delegasi dari 24 negara Asia-Afrika

jatimnow.com - Rombongan dari 24 negara diboyong oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengikuti pelatihan dan belajar membudidayakan ikan di Banyuwangi, Senin (16/7/2018).

24 negara di Asia-Afrika diboyong ke Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Bangsring, Banyuwangi hingga 5 hari kedepan.

"Selamat datang di Banyuwangi. Ini wujud diplomasi yang bagus, sekaligus menunjukkan bahwa kinerja sektor perikanan Indonesia telah diakui oleh negara lain," ujar Azwar Anas, Senin (16/7/2018).

Para peserta yang belajar di Banyuwangi itu berjumlah 28 orang, dari Bangladesh, Kiribati, Papua Nugini, Thailand, Tuvalu, Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Lesotho, Libya, Madagaskar, Maroko, Mauritania, Sudan, dan Tunisia.

"Khusus untuk Banyuwangi, para peserta ini bisa jadi media untuk menyuarakan potensi perikanan daerah ke negaranya. Mereka tentunya juga akan mengabarkan tentang wisata Banyuwangi kepada koleganya," imbuh Anas.

Sementara, sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Maman Hermawan berharap dimulai dari pelatihan ini nantinya dapat meningkatkan peran dan kapasitas para pelaku perikanan di Banyuwangi dan Indonesia kepada negara-negara itu.

"Sekaligus ini mempromosikan kekayaan sektor kelautan dan perikanan serta pariwisata Banyuwangi melalui people to people connection," papar Maman.

Duta Besar di Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Diar Nurbintoro menambahkan, bahwa pelatihan ini merupakan program bantuan teknis Indonesia terhadap negara-negara berkembang yang memiliki hubungan bilateral dengan negara ini.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

"Program ini meningkatkan hubungan bilateral sesama negara berkembang, khususnya di sektor perikanan," ujarnya.

Program ini juga bekerja sama dengan Pusat Kerjasama Teknik Negara Selatan (NAM CSST/Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation).

Sekretaris Eksekutif NAM CSST Pinkan Ovanita Tulung mengatakan, Banyuwangi dipilih karena sektor perikanannya dinilai bagus serta memiliki fasilitas pelatihan yang cukup memadai.

Peserta dari 24 Negara Asia-Afrika itu terdiri dari golongan pemerintah, akademisi, dan pelaku perikanan. Nantinya, mereka akan diberikan materi tentang pengolahan hasil perikanan tangkap dan budidaya, pemanfaatan akuakultur, dan praktik penangkapan ramah lingkungan.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

"Mereka juga kami ajak berdiskusi dengan nelayan binaan pemerintah setempat," jelas Pinkan.

Peserta asal Kepulauan Solomon, Gloretta Dima mengatakan, dirinya ingin mempelajari budidaya perikanan dan skema pengolahannya. Karena selama ini sebagian warga di negaranya banyak yang bergantung pada sektor perikanan.

"Sayangnya, kami selama ini tidak mengolah ikan lebih lanjut. Nah, kami ingin mempelajari bagaimana membudidayakan ikan sekaligus membuat olahan hasil laut untuk menambah nilai produk," kata Gloretta.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto