Pixel Codejatimnow.com

Waspada! Campak Rubella Meningkat di 8 Daerah Jatim

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau vaksinasi campak bagi anak-anak (Foto: Dinkes Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau vaksinasi campak bagi anak-anak (Foto: Dinkes Jatim)

jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit campak rubella yang telah mengalami peningkatan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kasus tersebut tercatat di sejumlah daerah di Jawa Timur seperti Kota Batu, Bangkalan, Magetan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.

Khofifah meminta seluruh sektor hingga pelayanan kesehatan di Jatim bersiap melakukan mengantisipasi serta penanganan agar penyebaran kasusnya tidak meluas.

Ia juga meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit campak pada anak dengan melengkapi status vaksinasi campak rubella (MR) pada anak.

"Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyakit campak dan segera lengkapi vaksinasi campak rubella (MR) anak, karena saat ini tengah terjadi peningkatan kasus campak di beberapa daerah di Jawa Timur," jelas Khofifah, Minggu (22/1/2023).

Menurutnya, peningkatan kasus campak ini disebabkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi yang signifikan saat pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan banyaknya anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap.

"Kasus campak terjadi dikarenakan rendahnya cakupan imunisasi MR/MMR. Oleh karena itu, kepada orangtua harus memastikan buah hatinya sudah mendapatkan cakupan vaksinasi yang lengkap," tegas dia.

Baca juga:
39 Balita di Bangkalan Diduga Terpapar Campak, Dinkes Kirim 13 Spesimen

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, dr. Erwin Astha berpesan kepada masyarakat, bila menemui gejala demam dan ruam atau bintik kemerahan, segera bawa ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

"Penyakit ini sangat mudah menular, jika ditemukan satu kasus, maka bisa menularkan 12-18 orang di sekitarnya. Namun, campak sangat mudah dicegah dengan imunisasi," bebernya.

"Mohon dipastikan semua anak-anak mendapatkan tiga kali imunisasi campak, yaitu pada saat umur 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD," harap dr Erwin.

Dia juga melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan kasus campak di Jawa Timur. Misalnya melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota terdampak mulai dari melakukan penyelidikan epidemiologi, hingga memberikan rekomendasi pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) atau pemberian tambahan imunisasi MR untuk melindungi kelompok masyarakat yang berisiko.

Baca juga:
Kasus Campak Kian Merebak, Orang Tua Wajib Waspada

"Kami juga menyediakan logistik berupa vaksin MR untuk pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) di kabupaten/kota yang membutuhkan. Pencegahan meluasnya PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi), Gubernur Jatim juga telah mengeluarkan surat kewaspadaan KLB PD3I pada bulan Juli 2022," sambung dr Erwin.

Dia memastikan bahwa Dinkes Jatim akan melakukan pemantauan pelaksanaan (ORI) di kabupaten dan kota terdampak.

"Kami juga mendorong dinkes kabupaten/kota dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata," pungkasnya.