jatimnow.com - Harga cabai di berbagai daerah masih tinggi, termasuk Kota Batu. Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mendorong sekolah-sekolah mulai tingkat dasar hingga SMA untuk secara masif menanam cabai di lingkungannya.
"Kedepan perlu kegiatan yang lebih masif akan kita upayakan agar segera bisa dilakukan di sekolah-sekolah yang ada di Kota Batu," kata Aries pada Rabu (3/1/2024).
Sejauh ini, upaya Pemkot Batu dalam pengendalian inflasi terutama komoditas cabai terus dilakukan. Seperti pada Kamis (9/2/2023), Aries memimpin pelaksanaan tanam cabai serempak di lima kelurahan se-Kota Batu. Kegiatan itu dengan bibit sebanyak 5.000 batang, dan ditanam dilahan seluas 4.000 meter persegi.
Kemudian, Aries bersama dengan Tim TPID Kota Batu melaksanakan penanaman 1500 bibit cabai di Desa Tulungrejo pada Jumat (29/12/2023).
Hal tersebut juga menindaklanjuti instruksi dari Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian saat memberikan pengarahan kepada seluruh Forkopimda se-Indonesia untuk gerakan sadar menanam.
Aries mengatakan bahwa pemerintah berupaya terus menekan inflasi dengan menanam cabai. Panen dapat dilakukan dalam waktu tiga bulan kedepan setelah penanaman awal.
Baca juga:
Kenaikan PPN 12 Persen: Tingkatkan Pendapatan Negara atau Beban Rakyat?
"Kita berikhtiar untuk menekan tingginya kenaikan harga cabai yang ada di pasaran, salah satunya dengan menanam," katanya.
Diharapkan, kegiatan menanam cabai menjadi bagian dari ketahanan pangan masyarakat apabila ada kenaikan harga.
"Gerakan menanam ini selain dalam upaya mengendalikan inflasi daerah, juga yang lebih penting untuk menjaga ketahanan masyarakat apabila harga naik, yang berpengaruh pada daya beli masyarakat," ungkapnya.
Baca juga:
Cara Surabaya Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2025
Aries meyakini, jika gerakan menanam ini dilakukan secara masif maka masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Bahkan jika hasilnya lebih bisa dijual untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.
Tak hanya itu, ia juga menekankan agar seluruh ASN juga terlibat dalam gerakan menanam cabai di lingkungannya masing-masing.
"ASN penggerak utama gerakan sadar menanam di RT/ RW rumahnya masing-masing, sehingga gerakan ini benar-benar menjadi gerakan masif dan dampaknya akan dirasakan bersama," ujarnya.