Pixel Code jatimnow.com

Peternak Kediri-Blitar Bagikan Telur Gratis, Aksi Protes pada Mafia Industri

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Yanuar Dedy
Warga Desa Deyeng Ringinrejo usai menerima pembagian telur dari komunitas peternak. (Foto : Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Warga Desa Deyeng Ringinrejo usai menerima pembagian telur dari komunitas peternak. (Foto : Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Protes terhadap mafia industri ternak, komunitas peternak tradisional dan supplier di Kediri dan Blitar membagikan telur gratis untuk warga di Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Kamis (8/2/2024).

Mereka menyayangkan, di tengah tingginya produksi telur serta kebutuhan konsumsi yang besar, tidak ada peningkatan kesejahteraan bagi para peternak tanah air.

Ketua komunitas peternak, Edi Sukirman mengatakan produksi telur ayam ras di Indonesia saat ini mencapai 5,57 juta ton, serta daging ayam ras 3,4 juta ton per tahun. Sayangnya, di tengah tingginya produksi telur serta kebutuhan konsumsi yang besar, tidak dibarengi peningkatan kesejahteraan para peternak tanah air.

Saat ini, industri ternak ayam dan telur, menurutnya, justru sedang tidak baik-baik saja. Para peternak tradisional terpuruk oleh praktik oligopoli atau persaingan pasar yang tidak sehat, di mana industri dikuasai oleh beberapa perusahaan besar saja.

“Mereka menguasai bisnis dari hulu sampai hilir sehingga bisa menentukan harga ayam dan telur secara sepihak,” kata Edi Sukirman.

Perusahaan besar itu juga memonopoli cold storage atau gudang pendingin serta rumah pemotongan hewan (RPH) untuk menciptakan ketergantungan pada peternak tradisional.

Edi mencontohkan, ketika peternak hendak melepas ayamnya karena masuk masa panen, perusahaan besar meminta RPH dan cold storage menolak dengan alasan penuh.

Akibatnya, peternak tidak punya pilihan, selain menjual ayam dan telur mereka dengan harga murah. Jika dipertahankan, peternak tradisional tidak akan mampu membiayai harga pakan dalam waktu lama. Di lain sisi, ayam yang makin gemuk makin susah dijual.

Baca juga:
Harga Telur Naik di Ponorogo, Warga Membeli Langsung dari Peternak

Ironisnya, penegakan hukum kepada pelaku monopoli usaha yang melanggar Undang-Undang Persaingan Usaha hanya mendapat hukuman ringan. Tidak sebanding dengan keuntungan mereka yang mencapai triliunan rupiah per tahun.

Sementara itu, melalui program makan siang gratis kepada anak sekolah dan santri yang dicanangkan pasangan Prabowo-Gibran, Dewan Pembina Komunitas Peternak Ayam-Telur Tradisional Kediri-Blitar, Danny Wibisono berharap mampu memberantas praktik oligopoli di sektor industri ayam dan telur tersebut.

Ia juga meminta perusahaan-perusahaan cangkang pelaku kartel tersebut bertransaksi seluruhnya di Indonesia, untuk menaikan pajak negara.

“Kami juga mendorong pemerintah menyediakan cold storage kepada peternak tradisional di daerah penghasil,” kata Danny.

Baca juga:
Pj Wali Kota Batu Siapkan Subsidi Pakan Ternak, Sikapi Lonjakan Harga Telur

Sebagai bentuk dukungan terhadap Prabowo-Gibran, para peternak di Kediri dan Blitar juga menggalang 70 ton telur ayam untuk membantu perjuangan memenangkan mereka.

Puluhan ton telur ini dikirimkan ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta bertepatan dengan kampanye akbar Prabowo-Gibran Sabtu, 10 Februari 2024 nanti, untuk dibagikan di sana.

“Kami juga bagikan kepada warga Desa Deyeng, Desa Ringinrejo dan sekitarnya hari ini,” tandas Danny.