jatimnow.com - Paslon Gubernur-Wagub Jatim nomor urut 3, Tri Rismaharini (Risma)-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) memiliki keyakinan bisa membangun terowongan yang menyambungkan wilayah Trenggalek ke Tulungagung.
Rencana tersebut dinilai berat untuk direalisasikan. Sebab, jalanan di Trenggalek-Tulungagung termasuk wilayah daratan yang datar.
Pengamat Politik Accurate Research And Consulting (ARCI), Baihaki Sirajt menyebut konsep yang ditawarkan paslon nomor urut 3, Risma-Gus Hans tersebut harus dikaji mendalam. Sebab, belum ada kajian lebih dalam terkait terowongan tersebut.
"Konsep boleh-boleh saja, tapi perlu ada penelitian lebih apakah bisa diwujudkan?," ujar Baihaki, dalam siaran resmi, Sabtu (23/11/2024).
"Dan setahu saya jalanan Trenggalek-Tulungagung itu dataran, gimana membuat terowongannya? Jangan sampai membuat program yang berat direalisasi," tambah Baihaki.
Sementara Pengamat transportasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Ir. Dadang Supriyatno menyebut, program tersebut masih perlu dikaji mendalam.
Baca juga:
Cagub Jatim Tri Rismaharini Menang Telak di TPS 16 Tempatnya Mencoblos
"Saya kira harus dikaji mendalam bagaimana kondisi dataran di sana. Karena saya contohkan di Surabaya dulu itu mau dibuat subway, tapi gagal terealisasi karena kendalanya Surabaya sudah termasuk muka air tanahnya tinggi, sehingga konsep itu tidak jadi," kata Dadang.
"Jadi konsep subway di Surabaya itu saya analogikan yang di Trenggalek dan Tulungagung. Konsep boleh, tapi harus ada penelitian secara intens," tambah Dadang.
Sementara Cawagub Jatim Gus Hans sebelumnya telah mengatakan, rencana pembangunan terowongan Tulungagung-Trenggalek itu berdasar.
Baca juga:
Cawagub Jatim Emil Dardak Gagal Amankan Suara di Tempat Mencoblos
Pembangunan fasilitas umum yang dianggap orang mustahil, bisa diwujudkan oleh Risma saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
"Itu ada dasarnya. Buktinya beliau kan sudah membuktikan bahwa ketika Surabaya susah mencari lahan untuk alun-alun, akhirnya dibuatlah alun-alun yang satu-satunya di Indonesia yaitu alun-alun di bawah tanah, artinya sesuatu yang out of the box itu ada di kita," ujar Gus Hans, usai debat di Grandcity Surabaya.