jatimnow.com – Tren kasus demam berdarah (DB) di Ponorogo terus meningkat. Hingga Minggu (12/1/2025), Rumah Sakit Muslimat Ponorogo masih merawat 47 pasien yang terjangkit penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.
Menurut data dari RS Muslimat Ponorogo, lonjakan signifikan pada pasien DB terjadi selama dua bulan terakhir. Pada November, ada 47 pasien DB di rumah sakit tersebut, sementara pada Desember jumlahnya melonjak menjadi 107 pasien.
“Di ruang dewasa, dari kapasitas 30 tempat tidur, 30 persen di antaranya ditempati pasien DB,” ungkap Kabid Pelayanan Medis RS Muslimat, dr. Agitya Dwi Septadani, Senin (13/1/2025).
Kondisi serupa terjadi di ruang anak. Dari kapasitas 15 tempat tidur, 40 persen di antaranya dihuni anak-anak yang terkena demam berdarah.
“Namun, tidak semuanya merupakan kasus DB berat. Ada yang menderita DBD (Demam Berdarah Dengue) dan DD (Demam Dengue) disertai komplikasi seperti dehidrasi,” jelasnya.
Dr. Agitya juga mencatat peningkatan kasus mulai terlihat sejak November hingga Desember 2024, dengan tren peningkatan hingga 100 persen. Meski data Januari 2025 belum sepenuhnya dihitung, peningkatan kasus tetap menjadi perhatian serius.
Baca juga:
Demam Berdarah Serang 44 Warga Tulungagung di Awal Tahun
Menurutnya, kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu faktor utama penyebaran demam berdarah.
“Hujan dan panas yang bergantian memicu perkembangan nyamuk Aedes aegypti, terutama di genangan air. Selain itu, banjir yang sempat melanda beberapa waktu lalu juga menjadi pemicu munculnya tempat berkembang biak nyamuk,” paparnya.
Hilman, salah satu pasien yang dirawat di RS Muslimat Ponorogo, menceritakan pengalaman awal terkena DB.
Baca juga:
Warga Trenggalek Waspada DBD, 15 Kasus di Pekan Pertama 2025
“Awalnya saya demam tinggi sejak minggu lalu, terutama malam hari. Saya sudah mencoba obat penurun panas dari apotek, tapi tidak mempan,” ujar Hilman, warga Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman.
Setelah panasnya tidak kunjung turun, Hilman memutuskan memeriksakan diri ke dokter. Hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa trombositnya hanya 67 ribu, jauh di bawah angka normal 150 ribu.
“Kemungkinan saya terjangkit di rumah, karena daerah sekitar sempat banjir,” ungkapnya.