Pixel Code jatimnow.com

DPRD Tekankan Pentingnya Konsep Urban Farming di Surabaya

Editor : Redaksi   Reporter : Ni'am Kurniawan
Laila Mufidah (istimewa)
Laila Mufidah (istimewa)

jatimnow.com - Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah menekankan pentingnya keberlanjutan urban farming di seluruh kampung di Surabaya. 

Urban farming tidak hanya berkontribusi pada ketahanan dan kemandirian pangan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang asri.

Kampung Kendangsari Gang 1, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, menjadi contoh nyata manfaat urban farming. 

Disana, warga berhasil membudidayakan berbagai jenis sayuran, seperti sawi, kangkung, brokoli, selada, tomat, dan cabe. Hasil panen tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga dipasok ke warung-warung dan penjual lalapan, sehingga memberikan nilai ekonomi.

Namun, semangat urban farming di Kampung Kendangsari kini menghadapi tantangan. Produktivitas menurun dibandingkan awal mula program Kampung Ijo pada tahun 2020. Jumlah titik hidroponik berkurang dari 25 menjadi 12, dengan lubang hidroponik tersisa 2.000.

Kondisi ini menjadi perhatian serius. Keberlanjutan Kampung Ijo Kendangsari terancam jika tidak ada dukungan optimal dari Pemerintah Kota Surabaya. Warga yang telah mandiri membangun Kampung Ijo selama lima tahun terakhir membutuhkan dukungan untuk menjaga semangat urban farming.

Baca juga:
DPRD Surabaya Usul Anggaran MBG Dialihkan Pembangunan

"Semua pihak harus bertanggung jawab untuk menjaga dan mempertahankan urban farming. Budidaya sayur dengan media pot dan hidroponik adalah solusi tepat untuk mewujudkan ketahanan pangan di perkotaan," ujar Laila Mufidah saat mengunjungi Kampung Ijo Kendangsari, Senin (24/2/2025).

Politisi perempuan PKB ini mengapresiasi kemandirian warga Kampung Kendangsari melahirkan Kampung Ijo. 

Namun dirinya lebih mengapresiasi jika kemandirian warga itu juga didukung Pemkot Surabaya. Selama lima tahun menjalankan program urban farming belum mendapat dukungan optimal Pemkot.

Baca juga:
Saat Ketua DPRD Surabaya Serap Aspirasi Warga

Warga di Kendangsari ingin Pemkot memberikan jalan untuk menjadikan Kampung Ijo mendapat link dan jaringan yang lebih luas. Tidak hanya jaringan warung makan yang dibangun warga sendiri, tapi bisa masuk pasar yang lebih besar.

Warga bersyukur jika bisa bermitra dengan hotel atau supermarket. Semua panen urban farming organik di Kampung Kendangsari bisa ditampung mereka. Namun hingga impian itu belum terwujud, kondisi urban farming di kampung ini mulai menyusut.

"Salah satunya karena ancaman hujan yang berkepanjangan. Hidroponik salah satu yang dihindari adalah kena hujan langsung. Kami ingin Pemkot membantu mini green house," kata Wahyu Agustiana, koordinator urban farming Kendangsari RT 01/RW 05.