jatimnow.com - Guru besar Teknik Lingkungan ITS, Prof Dr Yulinah Trihadiningrum bersama beberapa mahasiswanya berhasil menciptakan metode bioteknologi remediasi tanah tercemar berbahan dasar rumen sapi.
Remediasia tercipta berawal dari tumpukan rumen yang dihasilkan Rumah potong hewan, dan fungsinya sebagai pengobatan tanah bekas pertambangan agar tidak menjadi limbah kategori bahan berbahaya dan beracun (B3).
"Rumen yang telah dikomposting memiliki kandungan Fosfor (P) dan Nitrogen (N2) yang cukup tinggi. Sehingga bila digabung dengan sampah kebun, akan sangat efektif untuk memberi makan bakteri guna menguraikan tanah pada daerah bekas pertambangan yang beracun," jelasnya, Senin (8/10/2018).
Menurut Yulinah, bakteri yang sudah ada dalam tanah bila terpenuhi kebutuhannya akan bisa menghasilkan biosurfaktan yang merupakan senyawa yang bisa menggabungkan antara molekul air dengan molekul minyak.
"Biosurfaktan tersebut selain merupakan senyawa alamiah, juga tidak berbahaya sama sekali bagi lingkungan hidup. Selain itu, biaya untuk pembuatan surfaktan tersebut masih bisa dikatakan sangat murah," papar lulusan doktor bidang Manajemen Kualitas Air dari University of Antwerp, Antwerpen, Belgia itu.
Lebih lanjut Yulinah mengatakan, sebenarnya biosurfaktan secara komersial sudah ada. Namun, masih berbasis dengan reaksi-reaksi kimia. Sehingga setelah pemakaian ‘deterjen’ komersial tersebut, akan terdapat sisa-sisa zat kimia yang masih ada di dalam tanah.
"Zat kimia tersebut juga dianggap belum sepenuhnya aman. Di samping itu semua, ‘deterjen’ komersial juga dinilai cukup mahal ketimbang ‘deterjen’ dari rumen sapi,” ujarnya.
Dalam penelitiannya, Yulinah dan timnya menggunakan sampel tanah tercemar dari pertambangan minyak rakyat yang terletak di Desa Wonocolo, Bojonegoro, Jawa Timur.
Kandungan pencemar minyak bumi dalam tanah di kawasan tambang Desa Wonocolo tersebut hingga 10 kali lipat dari baku mutu yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 128 tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknik Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi.
Namun, diperlukan kondisi lingkungan yang mendukung, mengingat mekanismenya melibatkan aktivitas mikroorganisme yang membutuhkan kontrol kelembaban, pH, aerasi, dan suhu pada kondisi optimum.
"Jadi diperlukan prasarana yang memadai untuk menerapkan metode bioteknologi ini," tutup Yulinah.
Debat Perdana Pilbup Sidoarjo, Fokus Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
KPU batasi jumlah pendukung setiap paslon.
Pelanggaran ASN di Surabaya Meningkat, Butuh Pendekatan Spiritual
Selanjutnya melonjak tajam menjadi 144 kasus pada 2022 dan 161 kasus pada 2023.
Jember Raih Penghargaan Disparitas dari BKN Pusat, Terbanyak se-Jatim
Penghargaan yang diraih Kabupaten Jember bukan hal yang instan, tetapi penuh dengan upaya maksimal, salah satunya melakukan transformasi konvensional ke digital.
Cawabup Jember Djoko Susanto Ikut Nguli Perbaiki Rumah Warga Miskin Pinggir Kota
"Ini menandakan bahwa Jember sedang berada di posisi tidak baik baik saja. Padahal jika dilihat lokasinya masih berada di pinggiran kota, namun akses bantuan belum terealisasi," kata Djoko.
DPW NasDem Jatim Dukung Penuh Pasangan Rahmad di Pilbup Bondowoso
Lita Machfud pastikan isu dukungan NasDem untuk pasangan Bambang - Ra Bakir hanya rumor tidak jelas.