Kisah Pilu Korban Investasi Sapi Perah asal Luar Pulau Jawa
Peristiwa Kamis, 27 Feb 2020 13:26 WIBjatimnow.com - Kasus penipuan investasi sapi perah yang dilakukan oleh tersangka GS dan dua rekannya menyisakan cerita sendiri bagi beberapa korban dari luar pulau Jawa. Mereka terpaksa datang ke Ponorogo untuk memperjuangkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Awalnya manis-manis janjinya, tapi ternyata pahit. Uang saya ditilap. Saya investasi sampai Rp 200 juta," kata Masriful, salah satu korban dari Palembang, Kamis (27/2/2020).
Masriful menambahkan, dia tertarik berinvestasi sejak tiga tahun lalu dan selama itu apa yang dijanjikan tersangka GS berjalan lancar. Dia mengaku menerima Rp 2,3 juta setiap bulan.
Hanya saja, dua bulan lalu penghasilan Rp 2,3 juta itu mulai ngadat. Tersangka GS berlasan bahwa ada kemacetan dari CV Tri Manunggal Jaya (TMJ). Atas dasar itu, Masriful nekat ke Ponorogo melalui jalur laut.
"Saya sama 8 orang dari Palembang ke sini karena ada surat edaran dari TMJ. Ada sistem yang eror itu kita curiga. Karena tiga tahun tidak ada kendala sama sekali, baik program, manajemen maupun profit kepada mitra," jelasnya.
Baca juga:
- Investasi Sapi Perah di Ponorogo, Polisi Tetapkan Dua Tersangka
- Investasi Sapi Perah di Ponorogo, Polisi Kembali Tetapkan 1 Tersangka
- Polisi Sita Empat Aset dalam Kasus Investasi Sapi Perah di Ponorogo
- Brankas dalam Kasus Investasi Sapi Perah di Ponorogo Disita
- Rumah Rp 1,2 Miliar Milik Istri Siri Tersangka Turut Disita
Dan benar, investasi yang dikelola CV Tri Manunggal Jaya ternyata tidak mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan investasi itu kemudian ditangani Satreskrim Polres Ponorogo dengan menyeret tiga tersangka dan penyitaan sejumlah aset milik CV tersebut.
"Kaget dan terpukul. Ya karena dulu awalnya menyakinkan," ungkap Masriful saat ditemui di tempat penampungan korban investasi sapi perah di Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
Dia mengaku sempat dua kali diajak ke peternakan sapi milik CV Tri Manunggal Jaya di Tulungagung, Bandung maupun Malang.
"Tapi ya saat di peternakan mitra tidak boleh tanya apapun. Tidak boleh tanya kerjasama dengan pabriknya gimana. Jadi yang tahu hanya TMJ saja dengan peternak maupun pabrik," jelasnya.
Dia mengaku jika kunjungan yang dimaksud seperti kunjungan edukasi. Mitra melihat peternakan, berapa sapi yang dihasilkan. Namun tentang program kemitraan tidak dibeberkan. Tersangka GS yang menjadi motor investasi itu tersebut bahkan tidak pernah ikut.
"Kalau GS tidak pernah ikut. Tetapi kalau pertemuan di Jambi pernah ikut sekali," bebernya
Ketika ditanya sampai kapan tinggal di Ponorogo? Masriful mengaku masih akan menunggu sampai prosesnya jelas hingga ada pengembalian dana investasi yang sudah disetorkan.
"Karena pengalaman setiap kasus investasi, asetnya tidak pernah kembali kepada mitra. Itu yang kami takutkan. Makanya kami akan kawal sampai kapanpun," jelasnya.
Sementara korban dari Riau, Ruslan memilih pulang lebih dahulu lantaran sudah lama meninggalkan keluarga.
"Saya balik sekarang. Ini saya mau memberitahu korban-korban yang juga ikut investasi sapi perah yang melalui saya. Biar semua juga mengerti," pungkasnya.