jatimnow.com - Jelang Ramadan, Paguyuban Pedagang Daging Sapi se-Pasuruan mengeluhkan kelangkaan pasokan daging di seluruh pasar tradisional.
"Maaf saja, kalau kata Pemkab Pasuruan ini swasembada sapi potong. Itu hoaks. Angka-angka yang disampaikan itu nggak sesuai di lapangan. Kebanyakan yang dihitung itu sapi perah," jelas Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Se-Pasuruan, Muhammad Habibi, Rabu (1/5/2019).
Sebagai mitra dari Dinas Peternakan, paguyuban pedagang ini sempat menanyakan solusi dari kelangkaan sapi potong ini namun tidak terjawab.
Baca juga: Pedagang Es Tebu di Hutan Mini Jember Banjir Pembeli, Omzet Rp300 Ribu Sehari
Meskipun dalam kondisi sulit, para pedagang daging tetap konsisten tidak mau menyembelih sapi betina produktif sesuai anjuran pemerintah.
"Solusinya agar kerugian tidak membengkak, kami para pedagang daging ini berembuk soal harga. Tujuannya, agar pembeli tidak mengeluh dan pedagang tidak merugi akibat kelangkaan sapi," ujarnya.
Hasilnya, kesepakatan pun sejalan dengan anjuran pemerintah. Harga daging paling rendah dipatok Rp 100 ribu per kilogram dan paling mahal Rp 110 ribu per kilogram. Harga ini berlaku untuk daging sapi lokal ataupun daging sapi import (daging beku).
Baca juga: Pedagang Kambing Kurban Jember Nginap di Kuburan Akui Kerap Lihat Hantu
Bagi para pedagang pasar yang melanggar, Paguyuban ini akan melaporkannya ke Tim Satgas Pangan selaku Pembina II Paguyuban Pedadagang Daging Sapi.
"Sanksinya untuk pedagang yang melanggar kesepakatan ini, tokonya akan ditutup dan denda Rp 5 juta," tegasnya.
Baca juga: Pedagang Kambing Kurban Jember Rela Nginap di Kuburan Demi Cuan