jatimnow.com - Polisi mengungkap aktor intelektual pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sampang, Madura merupakan seorang habib. Diungkap pula, peran masing-masing tersangka saat melakukan aksinya tersebut.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan menjelaskan, dari lima orang tersebut, satu di antaranya merupakan otak intelektual pembakaran. Satu orang itu adalah Habib Abdul Kodir Alhadad (AKA). Dialah yang mengkoordinir massa untuk membakar mapolsek pada Rabu (22/5/2019) malam lalu.
"Ini aktor intelektualnya adalah Habib AKA, dia yang merencanakan dan menyiapkan segala macam," terang Luki di Mapolda Jatim, Senin (27/5/2019).
Baca juga: Suara Letusan Antar Satiri ke Mapolsek Tambelangan Madura yang Dibakar
Luki menambahkan, Habib AKA mempersiapkan semuanya, mulai dari membuat bom molotov dengan sumbu kain hitam sebanyak 30 buah di rumahnya. Kemudian membawa massa dan mengomando sebanyak 70 orang untuk melempari mapolsek dengan batu dan molotov tersebut.
"Ia juga melempari mobil dinas polsek pakai batu bersama Zaki Habsi dan Subah dan Mohamad. Menyuruh membeli bensin di kios sebanyak dua botol," ungkapnya.
Baca juga: Tiga DPO Pembakaran Mapolsek Tambelangan Madura Kembali Diamankan
Baca juga: Aktor Intelektual Pembakaran Mapolsek Tambelangan Madura Terungkap
Sementara untuk tersangka Hadi, Supandi dan Ali mereka bersama-sama melempar batu sebanyak satu hingga dua kali ke arah Mapolsek Tambelangan. Sedangkan satu Habib lainnya yaitu Hasan, menghalangi mobil pemadam hingga memakai rekannya dengan mengatakan 'Kiai penakut, Kiaitaik'.
"Habib Hasan, dia yang menghadang mobil pemadam kebakaran yang akan memadamkan mapolsek. Seandainya itu mobil PMK sampai, mungkin tidak sampai habis, karena itu dihadang untuk kembali. Ia juga mengajak H Samsudin. Karena (H Samsudin) tidak mau, dia memaki dengan kata-kata kotor," bebernya.
Baca juga: 3 DPO Pembakaran Polsek Tambelangan Diamankan, Tinggal 18 Orang Lagi
Luki menyebut jika peran Habib AKA yang menjadi aktor intelektual akan diberikan hukuman yang paling berat.
"Yang jelas untuk aktor intelektualnya jelas lebih berat, yang lainnya memang semuanya ikut melempar tapi memang yang merencanakan itu Habib AKA ini dengan membawa 70 orang itu sendiri yang memang diarahkan sudah dikumpulkan, sudah rapat, yang jelas ini yang paling berat hukumannya," tutupnya.