jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersilaturahmi dengan ratusan warga Jawa yang tinggal di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (12/2) malam.
Kedatangan Khofifah disambut gembira oleh warga masyarakat yang telah bertahun-tahun merantau ke Kota Palu, dan sejumlah daerah lain di Sulawesi Tengah yang digelar di Gedung Pertemuan Paguyuban Eko Wandoyo Sulawesi Tengah, di Kota Palu tersebut.
Pertemuan ini dimeriahkan kesenian khas Jawa Timur diantaranya Tari Remo, parikan ludruk, hingga penampilan sinden dan karawitan.
Baca juga: Sudah Tahu Udeng Pacul Gowang? Berikut Filosofinya
"Ada suasana haru pasti. Dan saya menyampaikan apresiasi luar biasa karena mereka 'nguri-uri' (menghidupkan/melestarikan) budaya Jawa Timur di sini. Mulai tadi MC-nya parikannya tadi itu Jawa Timur banget, ludruknya juga Suroboyo banget, remonya juga Suroboyo banget, padahal kita sedang di Palu," kata Khofifah dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis (13/2/2020)..
Dalam kesempatan ini, Gubernur Jatim menyampaikan bantuan seperangkat kostum kesenian jathilan pada Paguyuban Eko Wondoyo Sulteng.
Ia berharap mereka akan terus nguri-uri atau melestarikan kebudayaan Jawa Timur khususnya, dimanapun mereka berada.
"Kita ini ada 714 suku di Indonesia, tapi alhamdulillah semua guyub. Perbedaan adalah rahmat yang menjadi perekat bangsa kita. Maka saya berharap warga yang merantau di sini bisa terus menjaga itu," katanya.
Baca juga: Budaya 2 Daerah Bertemu di Amphitheater Arjuna Wiwaha Kota Batu
Di akhir acara, Khofifah mengajak masyarakat Jawa Timur di Sulteng untuk bernyanyi 'Rek Ayo Rek' bersama.
Ajakan itu sukses membuat malam silaturahmi tersebut tumplek blek dalam nuansa Jawa Timuran yang hangat.
Ketua Umum Paguyuban Eko Wandoyo Sulteng, Hartono mengatakan warga antusias hadir di acara ini.
Pasalnya ada puluhan ribu masyarakat Jawa yang tinggal di Sulteng. Dari Jawa Timur ada banyak yang merantau dari Lamongan, Tuban, dan kawasan Pantura. Mereka aktif membuat peguyuban hingga tingkat kabupaten kota.
Baca juga: Melestarikan Banyolan Khas Jawa Timuran Lewat Republik Ludruk Indonesia(3-Habis)
"Saat terjadi gempa, yang pertama kali menolong ya paguyuban kami. Kami turun saling menolong para anggota kami, membantu menyediakan bahan bakar, mencarikan tempat bagi yang rumahnya rusak, artinya kekeluargaan itu yang kita upayakan kokoh terbangun," kata Hartono.
Tidak hanya itu, saat bertemu Khofifah ia juga menyampaikan harapannya agar Pemprov Jatim bisa mengirimkan pelatih kesenian Jawa Timur ke Sulteng.
Agar anak-anak mereka di sini bisa tetap mengerti dan bisa melestarikan seni budaya Jawa Timur.
Serta ia juga meminta ada bantuan perbaikan di balai pertemuan Paguyuban Eko Wandoyo ini.
"Tempat ini dibangun sejak tahun 1975. Kalau siang di sini kita lihat ke atas seperti lihat langit penuh bintang, karena banyak lubangnya. Maka kami berharap ada perhatian dari Ibu Khofifah," pintanya.