jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaparkan rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo. Pelabuhan ini bakal dikembangkan menjadi pusat hubungan pedagangan dan konektor titik-titik pariwisata unggulan di Jatim.
Dari sektor perdagangan, Pelabuhan Tanjung Tembaga saat ini sudah menjadi pelabuhan yang cukup besar peranannya bagi Jatim. Setiap bulannya ada sekitar 140 kapal besar yang bersandar.
Pelabuhan ini juga sudah menjadi tempat bongkar muat kapal dari mancanegara meski belum banyak. Seperti kapal dari Thailand yang membawa barang ekspor ke Indonesia. Kapal ini membawa row sugar dan tepung tapioka sebanyak dua kali setiap bulannya.
Baca juga: Disergap saat Transaksi Pil Koplo di Kota Probolinggo, 4 Orang Diamankan
"Pelabuhan ini dibangun atas sebuah obsesi dan harapan agar pelabuhan ini bisa menjadi salah satu shadow seaport of Singapore karena peluangnya sangat besar. Di sini, kedalaman 16 meter, sejauh ini yang kita tahu yang paling dalam ada di Pelabuhan Benoa yaitu 20 meter," ungkap Gubernur Khofifah, Jumat (14/2/2020).
Keistimewaan dari Pelabuhan Tanjung Tembaga adalah letaknya yang strategis dilindungi Pulau Madura sebagai breakwater. Sehingga gelombang lautnya tidak tinggi hanya 1,5 meter maksimal. Serta tingkat sedimentasi lautnya juga rendah.
Sedangkan secara ketersediaan fasilitas yang eksisting, Pelabuhan Tanjung Tembaga sudah memiliki kawasan pergudangan, pemadam kebakaran, rest area serta jembatan timbang.
Ke depan, jalan menuju ke Pelabuhan Tanjung Tembaga juga akan dilebarkan. Jika saat ini jalan yang mampu dilewati beban 20 ton hanya berlebar 8 meter, ke depan akan dilebarkan menjadi 15 meter.
Baca juga: Ribuan Nelayan dan ABK di Pelabuhan Probolinggo Ikut Rapid Test
"Saat ini sudah ada tiga instansi yang paparan ke pemprov. Bahkan ada yang sudah memaparkan akan mempersiapkan untuk menjadikan seaport ini sampai kedalaman di atas 20 meter. Tapi kami belum putuskan," papar Gubernur Khofifah.
Selain potensial untuk urusan logistik, pengembangan kawasan Pelabuhan Tanjung Tembaga juga dalam rangka menjadikan menyokong sektor pariwisata. Pelabuhan ini digadang akan menjadi tempat sandarnya kapal-kapal pesiar yang membawa wisatawan untuk dibawa ke titik-titik pariwisata unggulan di Jatim.
Salah satu destinasinya yaitu kawasan Bromo Tengger Semeru. Selain masuk dalam Perpres No 80 Tahun 2019, kawasan Wisata Bromo Tengger Semeru digadang menjadi satu di antara sepuluh 'Bali Baru' di Indonesia yang bisa menjadi magnet wisatawan.
Baca juga: Dikarantina di Dalam Kapal, Kondisi Enam ABK KM United Mandiri Membaik
Dalam lampiran Perpres ini, pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga membutuhkan alokasi anggaran APBN dan KPBU sekitar Rp 9 triliun dan detail plannya akan digarap tahun ini.
"Captive market kita adalah wisatawan dari Eropa yang menggunakan kapal pesiar. Yang rata-rata mereka menghabiskan 14 hari di Indonesia. Kita ingin mereka menghabiskan waktunya di Bromo dua hari, di Ijen dua hari. Selama ini masing-masing hanya sehari," tandas Gubernur Khofifah.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga menggadang Pelabuhan Tanjung Tembaga turut menjadi konektor ke pariwisata di Kepulauan Madura, seperti ke Gili Labak dan Gili Iyang.