jatimnow.com - Kabar buruk menimpa Mbah Hawati (65) pendorong gerobak dagangan keliling di Surabaya. Gerobak dagangannya diobok-obok maling, hingga uang di dalamnya raib.
Aksi pencuri itu terekam kamera CCTV yang terpasang di masjid dalam gang Dinoyo, Surabaya. Video rekaman CCTV itu akhirnya beredar di sejumlah grup WhatsApp.
Dari video berdurasi 33 detik yang dilihat jatimnow.com, seorang pria berkaus biru bercelana panjang gelap menghampiri gerobak Mbah Hawati yang terparkir di halaman masjid.
Baca juga: Video: Pedagang Keliling Mbah Hawati Menuai Simpati
Baca juga:
- Kisah Mbah Hawati, 25 Tahun Masih Mendorong Gerobak...Jualan
- Mbah Hawati Sempat Jualan Es Dawet Hingga Rujak dengan Gerobaknya
- Video: Mengikuti Mbah Hawati Jualan
Pria berperawakan tinggi besar itu kemudian mengobok-obok gerobak Mbah Hawati dan mengambil sesuatu yang langsung dimasukkan ke dalam saku kanan celananya.
Peristiwa itu disebut terjadi pada Selasa (10/3/2020) saat Mbah Hawati hendak menunaikan Salat Dhuhur di masjid tersebut. Namun Mbah Hawati baru mengetahui jika uangnya hilang dicuri pada Rabu (11/3/2020) saat dirinya keliling berjualan seperti hari-hari biasanya.
Baca juga: Uang Rp 45 Ribu Hasil Jualannya Dicuri, Mbah Hawati Tak Lapor Polisi
"Video rekaman CCTV itu tersebar di sekitar warga, termasuk teman saya yang bekerja di salah satu toko roti di sana," kata Bejo, kepada jatimnow.com.
Bejo kembali membeberkan cerita temannya itu bahwa Mbah Hawati mengaku kehilangan uang Rp 45 ribu hasil dagangannya. Namun Mbah Hawati tidak mengetahui jika uangnya itu hilang dicuri seseorang.
"Pas ditanya temenku, Mbah Hawati mengaku kehilangan uang Rp 45 ribu pas selesai Salat Duhur di masjid itu. Tapi dikiranya hilang karena jatuh. Pas video rekaman CCTV dilihatkan, Mbah Hawati baru tahu kalau uangnya hilang dicuri," papar Bejo.
Baca juga: Video: Uang Mbah Hawati Dicuri, Semoga Pencurinya Kuwalat!
Namun, lanjut Bejo, Mbah Hawati tidak melapor ke polisi dengan pertimbangan jumlah uangnya yang dicuri hanya sedikit.
Mbah Hawati adalah penjual keliling yang tinggal sendirian di kawasan Ngagel, Surabaya. Setiap hari, ia mendorong gerobak berisi gorengan, kerupuk dan buah-buahan, mulai dari rumahnya menuju Darmo Kali hingga Dinoyo.
Dia sudah berjualan keliling selama 25 tahun dengan keuntungan antara Rp 30-50 ribu setiap hari. Meski tubuhnya rentah, ia tetap bersemangat berdagang keliling mulai pagi hingga pukul 16.00 Wib.