jatimnow.com - Jajaran aparatur sipil negara (ASN) di Banyuwangi bergotong royong menyalurkan jaring pengaman sosial membantu warga terdampak pandemi Virus Corona (Covid-19).
Para ASN di lingkungan Pemkab itu mengumpulkan ribuan paket sembako berisi beras, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya untuk dibagikan pada masyarakat.
Bantuan itu secara simbolis dilakukan Bupati Abdullah Azwar Anas kepada para penerima. Terdiri atas pedagang kaki lima, penarik ojek online (ojol), dan warga disabilitas dengan menjalankan protokol kesehatan di aula Kantor Camat Banyuwangi, Kamis (9/4/2020).
Baca juga: Golkar Jatim Siapkan Kegiatan Sambut Ramadan, Pengurus Daerah Wajib Tahu
"Penyerahan sembako dari ASN ini juga diserahkan secara serentak pada hari ini di seluruh kecamatan se-Banyuwangi, termasuk dengan metode diantar ke rumah-rumah warga terdampak," ujar Anas.
Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono menambahkan di Banyuwangi terdapat lima skema penyaluran jaring pengaman sosial.
Pertama, bersumber dari APBN yang mewujud dalam Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Skema kedua, dari APBD yang menyasar non-penerima PKH dan BPNT. Untuk APBD, dianggarkan paket sembako kepada warga selama tiga bulan dan akan ditambah sesuai perkembangan.
Selain itu, juga ada pelibatan warung rakyat untuk kupon makan pekerja informal yang masih harus bekerja di luar rumah.
Baca juga: Menkes Perkirakan Pandemi Covid-19 Berubah jadi Endemi
"Dari APBD juga dianggarkan paket nutrisi kepada ibu hamil dan ibu menyusui agar nutrisi mereka terjaga meski kondisi ekonomi keluarga menurun. Kemudian ke penyandang disabilitas dan pekerja seni-budaya terdampak. Detil dana APBD kami finalkan tak lama lagi, sekarang proses input data warga terdampak per desa, kisarannya belasan sampai puluhan miliar hanya untuk paket sembako," ujarnya.
Skema ketiga adalah berbasis gotong royong lembaga amil zakat termasuk donasi dari berbagai pihak, mulai ASN, swasta, hingga BUMN.
"Ini sudah mulai disalurkan ke warga terdampak. Jumlahnya untuk ASN saja hari ini 1.950 paket, dan nanti kami bagikan lagi tahap berikutnya," ujar Mujiono.
Skema keempat adalah gotong royong berbasis sekolah yang sudah berjalan. Sekolah mendata dan menyalurkan bantuan kepada warga terdampak pengalihan belajar ke rumah.
Baca juga: Mencicipi Kuliner Legendaris di Kediri, Soto Ayam Bok Ijo Wajib Dicoba
"Jadi sekolah bergotong royong membantu warga yang selama ini menggantungkan pendapatan ke kegiatan sekolah, seperti pengemudi becak yang tak bisa antar-jemput pelajar, PKL mikro yang berjualan depan sekolah, dan sebagainya. Total dari sekolah menjangkau hampir 10.000 warga," papar Mujiono.
"Sudah mulai jalan, seperti SMA Giri bahkan sudah mengumpulkan 3,5 ton beras dan ragam kebutuhan pokok lain. Kemudian sekolah-sekolah di Muncar juga sudah menyalurkan, dan masih banyak lagi," imbuhnya.
Skema kelima, gotong royong berbasis kecamatan dan desa yang fokus memenuhi kebutuhan pokok Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) beserta keluarganya, termasuk di rumah isolasi. Ini dilakukan agar mereka optimal melakukan isolasi tanpa perlu memikirkan kebutuhan pokok.
"Pembagian skema-skema dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih penyaluran. Penyaluran bantuan sendiri akan dilakukan selama tiga bulan dan kembali dievaluasi melihat situasi dan kondisi selanjutnya," tandasnya.