Rumah Sakit Rujukan Corona di Surabaya Overload, Ini Penjelasan Pemkot

Senin, 04 Mei 2020 18:34 WIB
Reporter :
Farizal Tito, Zain Ahmad
Ilustrasi/jatimnow.com

jatimnow.com - Ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit Surabaya mengalami overload atau kelebihan kapasitas.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser mengatakan saat ini jumlah pasien yang masuk rumah sakit terkait kasus Corona di Kota Pahlawan sekitar 798 orang.

Baca juga: Positif Corona di Surabaya Tembus 554, Rumah Sakit Rujukan Overload

Baca juga: Siswa Terkonfirmasi Covid-19, Pembelajaran 2 SMA di Ponorogo Kembali Daring

Sedangkan jumlah bed yang ada di seluruh ruang isolasi di rumah sakit Surabaya berjumlah 403 buah.

"Karena ruang isolasi itu tidak hanya digunakan untuk merawat pasien confirm Covid-19, tapi juga ODP dan PDP juga harus dimasukkan ke dalam ruang isolasi. Sehingga dari jumlah 798 pasien yang dirawat, terjadi kelebihan overload 395," kata Fikser di Balai Kota Surabaya, Senin (4/5/2020).

Ia memastikan, bahwa Pemkot Surabaya tetap berupaya maksimal untuk menambah jumlah bed di ruang isolasi pada rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bahkan, rumah sakit milik swasta juga sedang melakukan hal yang sama dengan rencana penambahan bed.

"RSUD dr Soewandhie dan RSUD BDH (Bhakti Dharma Husada) masih dalam proses renovasi pengembangan, begitu juga di rumah sakit (swasta) yang lain," terangnya.

Fikser menjelaskan, untuk RSUD dr Soewandhie saat ini jumlah bed di ruang isolasi sekitar 22 buah. Rencananya, jumlah bed di ruang isolasi rumah sakit ini ditambah 20 buah. Sehingga ke depan totalnya berjumlah 42 buah.

Baca juga: Swalayan Lai Lai Somasi Wisatawan Positif Covid-19 yang Berlibur ke Malang

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser 

\

"Sedangkan di RSUD BDH Surabaya, kapasitas bed di ruang isolasi ada 20 buah. Rencana kita tambah 30 buah, jadi nanti jumlahnya sekitar 50," papar dia.

Menurutnya, Covid-19 merupakan virus yang tergolong berbahaya, makanya pasien harus ditempatkan di ruang isolasi khusus dengan tujuan untuk melindungi tenaga kesehatan (nakes) dari penularan virus tersebut. Selain mereka juga harus melindungi diri dengan menggunakan APD (alat pelindung diri).

"Karena jika pasien tidak ditaruh di ruang isolasi bisa berbahaya, kasihan juga nakesnya. Karena mereka bisa merawat di situ berjam-jam," terang dia.

Baca juga: Pelajar di Tulungagung Kembali Belajar Secara Online

Sekarang ini tidak hanya rumah sakit rujukan di Surabaya yang melakukan perawatan kasus Covid-19. Semua rumah sakit yang memiliki ruang isolasi juga melakukan perawatan Covid-19, baik itu confirm, ODP maupun PDP. Setidaknya ada 54 rumah sakit di Surabaya yang melakukan perawatan Covid-19.

"Karena semua rumah sakit sekarang tidak bisa lagi tidak merawat, karena memang sudah tidak cukup (kapasitasnya). Karena persyaratannya itu harus punya ruang isolasi," terangnya.

Tidak hanya melakukan pengembangan kapasitas di ruang isolasi rumah sakit milik Pemkot Surabaya. Fikser mengaku, pihaknya juga menyediakan fasilitas kamar hotel bagi ODP dan OTG (orang tanpa gejala) yang tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

"Jadi kita sudah siapkan ada 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Untuk saat ini sudah ada 36 orang yang masuk (isolasi) ke hotel," pungkasnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler