jatimnow.com - Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono atau Awi belum bersedia menanggapi rencana pemanggilan dirinya oleh Badan Kehormatan Dewan. Pemanggilan itu untuk menindaklanjuti laporan penolakan usulan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Penanganan Covid-19.
"Ya nanti saya komen setelah menerima panggilan," jawab Awi saat dikonfirmasi jatimnow.com, Kamis (7/5/2020) malam.
Awi dilaporkan tiga anggota DPRD Surabaya ke BK. Laporan pertama dilakukan Imam Syfai'i anggota Fraksi Demokrat-Nasdem dan Camelia Habiba anggota Fraksi PKB. Keduanya melapor pada Senin (4/5/2020).
Baca juga: Dituding Mbalelo soal Pansus Covid-19, Ini Respon Herlina
Kemudian pada Rabu (6/5/2020) Juliana Eva Wati anggota Fraksi PAN-PPP juga melaporkan Awi ke Badan Kehormatan, juga terkait penolakan usulan pembentukan Pansus Covid-19.
Ketua Badan Kehormatan DPRD Surabaya Badrut Tamam sebelumnya menyebut bahwa selain memanggil Ketua DPRD Surabaya, BK juga akan memanggil tiga anggota dewan yang melaporkan.
"InsyaAllah pekan depan kita akan panggil pelapor maupun terlapor," ujar Badrut Tamam, Kamis (7/5/2020).
Badrut Tamam menambahkan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta aturan yang berlaku, setiap ada laporan dari anggota dewan maupun masyarakat pasti ditindaklanjuti.
Baca juga:
- Disebut Tolak Pansus Covid-19, Ketua DPRD Surabaya Dilaporkan BK
- Dilaporkan ke Badan Kehormatan, Ini Respon Ketua DPRD Surabaya
- Ketua DPRD Surabaya Kembali Dilaporkan ke BK Terkait Pansus Covid-19
- Polemik Usulan Pansus Covid-19, BK akan Panggil Ketua DPRD Surabaya
"Kita dalam hal ini, siapa pun baik anggota DPRD, masyarakat atau siapa saja apabila memang ada laporan masuk BK, kita akan memprosesnya sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku," ujarnya.
Baca juga: Pro Pansus Covid-19 Tuding Rapat Banmus DPRD Surabaya Langgar Tatib
"Setelah kita menganalisa dan kita juga mungkin mengundang pakar hukum, insyaAllah nanti kita membuat suatu keputusan yang memang bisa menyelesaikan masalah ini," tambah Badrut Tamam.
Badrut Tamam yang juga Sekretaris Fraksi PKB ini menerangkan, anggota BK sudah melakukan rapat internal membahas laporan ketiga anggota dewan itu.
"Kita juga masih menunggu surat pelimpahan dari pimpinan terhadap kita, sampai tujuh hari kita tunggu. Apabila sudah ada, kita terus berjalan sesuai dengan wewenang yang diberikan terhadap kami," ungkapnya.
Badrut Tamam yang juga anggota Komisi D DPRD Surabaya ini menyebut, 7 hari setelah surat itu masuk, BK akan memintai keterangan pelapor maupun terlapor. Serta akan memintai keterangan dari para ahli hukum.
"Setelah tujuh hari kita akan memanggil pihak-pihak terlapor dan pelapor. Setelah itu kita meminta pendapat para ahli hukum," paparnya.
Baca juga: Kalah Voting, Pro Pansus Covid-19 Tuding Herlina Mbalelo
Jika semua proses sudah dilalui dan indikasinya kuat, apa sanksi untuk Adi Sutarwijono yang menolak usulan Pansus Covid-19?
"Ya sesuai dengan kewenangan kita nanti, kita akan rapat bersama. Artinya ini kan bukan keputusan saya pribadi. Ini harus menjadi produk yang betul-betul dikeluarkan oleh BK. Jadi saya tidak bisa mengatakan A, B, C, tindakan apa yang dilakukan," beber Badrut Tamam.
Namun ia berharap polemik itu bisa diselesaikan dengan cara lebih elegan, yaitu dengan musyawarah. Sebab persoalan itu adalah masalah rumah tangga DPRD Surabaya. Apalagi polemik itu muncul lantaran ada ketidakpuasan dari pelapor.