Pixel Codejatimnow.com

Update

Kalah Voting, Pro Pansus Covid-19 Tuding Herlina Mbalelo

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Gedung DPRD Kota Surabaya (Foto: Istimewa)
Gedung DPRD Kota Surabaya (Foto: Istimewa)

jatimnow.com - Rapat Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Kota Surabaya untuk membahas usulan Panitia Khusus (Pansus) Covid-19 apakah disetujui atau tidak, digelar secara voting.

"Usulan Pansus Covid-19 di Surabaya kalah voting," ujar Sekretaris Fraksi Demokrat-NasDem DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi'i, Sabtu (16/5/2020).

Dalam rapat banmus yang digelar Jumat (15/5/2020) itu, Fraksi Partai Golkar berbalik arah. Golkar yang semula ikut mengusulkan pansus secara tertulis, pada saat rapat digelar, justru menolaknya.

Sedangkan Herlina Harsono Njoto anggota banmus yang juga Ketua Fraksi Demokrat-NasDem dituding mbalelo dari kesepakatan Fraksi Demokrat-NasDem.

Imam mengatakan, Fraksi Demokrat-NasDem sampai hari ini tidak pernah mencabut apalagi membatalkan usulan untuk pembentukan Pansus Covid-19 Surabaya yang dikirim ke Ketua DPRD Surabaya.

Dan dalam rapat banmus itu, Herlina dan Syaiful Bahri mewakili Fraksi Demokrat-NasDem. Pada saat itu, Syaiful tetap mengusulkan adanya Pansus Covid-19 dan meminta penjadwalan di paripurna.

Sebaliknya, Herlina dianggap membelot dari keputusan hasil rapat Fraksi Demokrat-Nasdem yang tetap mengusulkan pansus. Sikap Herlina berbeda itu membuat anggota Fraksi Demokrat-Nasdem kaget.

"Saya kaget juga mendengar cerita teman dari fraksi lain. Kami tidak pernah membatalkan keputusan pembentukan pansus. Dan Herlina sendiri tidak pernah mengajak bicara untuk perubahan itu," ujar Imam.

"Sejak semula Herlina alergi adanya pansus. Dari nada-nadanya sudah terlihat. Tapi dalam rapat Fraksi Demokrat yang dihadiri 7 orang (lengkap) sudah memutuskan secara bulat perlu adanya pansus," tuturnya.

Pertimbangan usulan Pansus Covid-19 Surabaya ini karena kemanusiaan. Sebab Pemkot Surabaya dinilai tidak punya roadmap dan konsep yang jelas dalam menangani merebaknya pandemi Covid-19, sehingga jumlah korban terus melonjak.

"Karena itu, fraksi kemudian membuat surat usulan pembentukan pansus Covid-19 yang dikirim ke Ketua DPRD Surabaya," ungkap Politisi Partai NasDem ini.

"Padahal Pansus Covid-19 ini jelas jelas tidak ada unsur politiknya sama sekali," tegas Imam.

Baca juga:
Dituding Mbalelo soal Pansus Covid-19, Ini Respon Herlina

Sementara itu, Moch Machmud Wakil Ketua Fraksi Demokrat-NasDem saat dikonfirmasi juga mengaku kaget dari sikap ketua fraksinya.

"Selama ini tidak ada ralat atau pembatalan," tutur Machmud.

Machmud selama ini berpikir Fraksi Demokrat-NasDem tetap ingin adanya pansus.

"Andaikan Fraksi Demokrat-NasDem membatalkan pembentukan pansus, aturannya kami semua diberitahu, dirapatkan dulu di intetnal fraksi," tegas Politisi Partai Demokrat ini.

Dalam rapat banmus tersebut, sebetulnya terjadi deadlock antara yang setuju pansus dan yang menolak. 8 orang setuju dan 8 lainnya menolak.

Namun ketika dua orang pendukung pansus pulang karena tidak ada keputusan, yaitu Syaiful Bahri dari Nasdem dan Suyanto dari PKS, tiba-tiba rapat dilanjutkan dan dilakukan voting. Sehingga pihak pengusung pansus kalah suara.

Baca juga:
Pro Pansus Covid-19 Tuding Rapat Banmus DPRD Surabaya Langgar Tatib

Terpisah, Ketua Fraksi Demokrat-NasDem Herlina Harsono Njoto menyebut, dirinya menolak Pansus Covid-19 Surabaya karena ia menilai Pemkot Surabaya masih mau berubah lebih baik.

Menurutnya, meski pemkot ada kekurangan, tetapi setiap ada masukan atau kritik, akan berusaha memperbaiki.

"Pemkot mau memperbaiki bila ada masukan," ujar Herlina.

Herlina yang juga Politisi Partai Demokrat itu mempertegas menolak pansus dan balik mempertanyakan anggota banmus dari NasDem yang tidak ikut voting.

"Dua kali rapat anggota NasDem Syaiful Bahri tidak ikut voting sampai selesai rapat. Ini ada apa," tambahnya.