jatimnow.com - Polres Malang mengamankan seorang perempuan berinisal RAW setelah mendapatkan laporan warga yang mengaku tertipu investasi bodong.
Korban mengaku tertipu karena pelaku mengaku sebagai karyawan Bank BRI Syariah dan memberikan iming-iming keuntungan.
Setelah diamankan, ternyata masih banyak korban lain yang mengaku menjadi korban. Satreskrim Polres Malang membuka posko di Polsek Pakis sejak Rabu (28/10) untuk menampung laporan.
Baca juga: Polres Malang Bantu Prasarana UMKM Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan
Kanit I Tindak Pidana Umum Satreskrim Polres Malang, Iptu Ronny Margas mengatakan pembukaan posko lantaran banyak korban yang didominasi ibu-ibu berasal dari wilayah utara dan selatan Kabupaten Malang.
Hingga kini total ada 67 warga yang melapor dan dimintai keterangan oleh polisi. Mereka mengaku menjadi korban RAW. Dari hasil sementara keterangan para korban, total kerugian menyentuh angka Rp 2 Miliar.
"Awalnya, sekitar awal bulan lalu ada laporan warga mengaku jadi korban penipuan. Setelah melakukan pengembangan kasus kita bisa mengamankan pelaku. Ternyata korbannya tidak hanya 1 orang, tapi banyak. Jadi kami memutuskan membuka posko untuk mempermudah pendalaman kasus," jelas Ronny, Jumat (30/10/2020).
Posko tersebut untuk melayani masyarakat yang menjadi korban dugaan tindak pidana penipuan ini. Hasil keterangan para korban, pelaku selalu mengaku sebagai karyawan salah satu perbankan, yang menawarkan beberapa program investasi.
Contoh investasi untuk menarik perhatian para korban antara lain, investasi faedah, investasi simpanan pelajar dan investasi tabungan haji. Deposito yang disetorkan variatif mulai dari Rp 5 juta hingga ratusan juta.
"Korban dijanjikan mendapatkan bunga, untuk setoran Rp 10 juta memperoleh Rp 400 ribu setiap bulannya. Atas itulah banyak korban yang tertarik. Bukan itu saja, pelaku juga memberikan iming-iming hadiah langsung setelah korban menyetorkan deposito untuk lebih meyakinkan," bebernya.
Baca juga: Polisi Bongkar Produsen Minyakita Palsu di Malang, Cek Sebelum Membeli
Contohnya payung, kipas angin, handphone hingga sepeda motor. Hadiah yang diberikan sesuai dengan jumlah deposito yang disetorkan agar menarik minat para korban.
Salah satu korban, Sri Bawon mengaku jika dirinya setor uang Rp 32 juta setelah tertarik iming-iming pelaku melalui salah satu program deposito simpanan pelajar. Ia menerangkan jika sudah mengikuti program sejak 10 bulan lalu.
"Saya sudah setor Rp 32 juta. Dengan janji tiap Rp 5 juta mendapatkan Rp 200 ribu atau keuntungan Rp 1,2 juta. Pelaku mengaku karyawan Bank BRI Syariah Jalan Kawi, Kota Malang," kata Sri Bawon asal Bunut, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Senada, M Alfan Su’udi (29), warga Jabung, Kabupaten Malang mengaku juga tertipu. Dia menyetorkan uang sebanyak dua kali dengan total Rp 20 juta.
Uang disetor untuk mengikuti deposito faedah dengan dana bagi hasil yang diperoleh sebesar Rp 400 ribu setiap bulannya.
Baca juga: Polisi Bongkar Pabrik Arak Trobas di Malang, Produksi Sebulan Capai 500 Liter
"Pertama ketemu istri saya, pada Agustus lalu. Kami sudah setor Rp 20 juta untuk program Faedah. Ketika setor hanya diberi kuitansi saja, karena diwajibkan bayar tunai kepada pelaku," katanya.
Awalnya dia mengaku tidak mengenal pelaku, sama dengan yang dialami korban lain. Dalam mencari mangsa pelaku sering mendatangi rumah-rumah warga untuk menawarkan program deposito itu.
Saat datang, pelaku menumpang mobil lengkap dengan sopir pribadi. Bahkan ada juga tetangga yang merugi hingga ratusan juta.
"Setoran pertama kami diberi Hp Vivo dan hadiah langsung berupa payung. Dan bagi hasil dijanjikan akan diberikan tunai. Sehingga membuat kami teriming-iming. Semoga dengan laporan ini uang kami bisa dikembalikan oleh pelaku," harapnya.