jatimnow.com - Derasnya luberan Sungai Pulungan menyebabkan beberapa rumah warga Dusun Genuk Watu, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan tersapu banjir, Rabu (3/1). Peristiwa itu menyisakan kengerian di benak warga.
Salah satu warga yang bernama Iskandar (57), mengatakan air bah yang datang tiba-tiba mencapai ketinggian hingga 2 meter itu menerjang deras selama 30 menit di permukiman yang berada 7 meter di bawah Jalan Raya Surabaya-Malang. Bagian depan dan belakang rumahnya rata dengan tanah akibat banjir.
Baca juga:
Baca juga: Tim Pemeliharaan Banjir Kanal Lamongan Susuri Gorong-gorong Kali Dapur
- Sungai di Pasuruan Meluap, 60 Keluarga Mengungsi, Lalu Lintas Macet
- Sungai di Pasuruan Meluap, Seorang Nenek dan Cucunya Dilaporkan Hilang
- Sungai Pasuruan Meluap, Nenek dan Cucunya yang Hilang Ditemukan Tewas
"Saya masih syok. Saat itu air masuk rumah selutut. Saya kedepan, tiba-tiba air sudah sepinggang. Cucu saya taruh di atas meja, mejanya sampai hanyut. Tiba-tiba air menenggelamkan kami semua, sehingga saya menaikkan cucu dan istri saya ke atas atap," kata Iskandar kepada jatimnow.com, Kamis (4/2/2021).
Ia melanjutkan, setelah menyelamatkan cucu dan istrinya, tenaganya sudah tidak kuat lagi menahan arus. Ia pun terseret banjir hingga 150 meter dari rumahnya.
"Saat itu saya rasa ini waktunya saya mati. Saya sudah tenang karena cucu dan istri saya selamat. Saya sudah pasrah. Tapi Alhamdulillah saya masih selamat tersangkut pohon," ungkapnya.
Senada, Suryo (27), mengatakan jika ia nekat berenang melawan arus untuk menyelamatkan istri, anaknya dan ibunya.
Baca juga: 2 Jam Diguyur Hujan, Kota Kediri Terendam Banjir
"Anak dan ibu saya tersangkut di pagar tetangga depan rumah. Saya coba berenang melawan arus tapi tidak bisa. Untungnya anak dan ibu saya yang pingsan bisa ditolong sama tetangga saya. Sehingga saya berenang keliling permukiman mencari istri saya. Lama berputar tidak ketemu. Saya yang pasrah ikut arus, akhirnya menemukan istri saya tersangkut pohon sendirian," kata Suryo.
Fandi (20), pun mengaku tidak menyangka jika banjir akan sebesar ini. Ia menyebut, gelombang banjir setinggi 2 meter menyapu rumahnya hingga menjebolkan tembok depan rumah dan belakang rumahnya.
"Saya saat itu terhanyut sekitar 50 meter. Saya cari ibu lalu berenang berputar mencari tempat yang dangkal. Sangat sulit, airnya sangat deras. Untuk adik saya yang nolong bapak saya," katanya.
Hingga kini, warga hanya bisa pasrah menerima musibah ini dan mereka membersihkan barang perabotan rumah yang berserakan serta puing bangunan dan lumpur yang masuk ke dalam rumah.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan
Selain mengakibatkan beberapa rumah rusak, banjir juga membawa hanyut hewan ternak dan menewaskan dua orang yaitu nenek Sri Susminanti (60), dan cucunya Nanda Zeni Sekar Arum (18).
Sementara itu, Kepala Desa Kepulungan Didik Hartono mengatakan sekitar 20 persen dari 100 kepala keluarga (KK) warga Dusun Genuk Watu terseret banjir.
"Yang terseret banjir banyak. Tapi yang meninggal yang dua korban ini yaitu nenek dan cucunya," kata Didik.