jatimnow.com - Berita kajian BPBD terkait BMKG sebut tsunami 29 meter berpotensi di Jatim menjadi pilihan pembaca pertama pada Kamis (3/6/2021).
Disusul di urutan kedua adalah pelajar SD di Surabaya yang diduga dianiaya tetangga kos meninggal. Dan di urutan ketiga adalah 4 hal yang harus dipahami masyarakat atas potensi tsunami 29 meter di Jatim.
Redaksi merangkum ketiga berita itu:
Baca juga: Pemuda Peduli Pasuruan, Melahirkan di Area Perkebunan, Debat Publik Terakhir
BMKG Sebut Tsunami 29 Meter Berpotensi di Jatim, Ini Kajian BPBD
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terkait potensi gempa dengan ancaman tsunami hingga 29 meter di Jawa Timur.
Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Yanuar Rachmadi mengatakan sisi selatan Jawa Timur memang cukup besar berpotensi terjadi tsunami.
Menurutnya, di situ terdapat zona patahan sehingga bila terjadi goncangan maka ruang tersebut akan ikut bergerak dan menimbulkan gelombang air yang cukup besar.
Baca juga: Tantang Duel Polisi, Top CEO Indonesia Awards 2024, Longsor Ngebel Ponorogo
Pelajar SD di Surabaya yang Diduga Dianiaya Tetangga Kos Meninggal
Pelajar kelas 6 SD berinisial JM yang diduga dianiaya tetangga kosnya di Jalan Kupang Krajan V-A, Surabaya meninggal dunia, setelah mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Pelajar berusia 12 tahun itu meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (2/6/2021), setelah sepekan koma di Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo, Surabaya. Kabar duka tersebut disampaikan Fugita Purnama (36), paman JM.
"Iya keponakan saya meninggal dunia kemarin pukul 10.00 wib," kata Purnama kepada wartawan, Kamis (3/6/2021).
Baca juga: 30 Kilogram Sabu, Debat Pilkada Sidoarjo, Aliansi Pemuda Gresik
Pontensi Tsunami 29 Meter di Jatim, Ini 4 Hal yang Harus Dipahami Masyarakat
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa terdapat potensi tsunami 29 meter dipicu gempa magnitudo 8,7 di selatan Jawa Timur. Potensi itu mendapat tanggapan BPBD Jatim dengan meminta masyarakat waspada.
"Pertama masyarakat harus mengenal ancaman di lingkungannya. Kedua masyarakat diperkenalkan cara untuk mengantisipasi, bagaimana cara menyelamatkan diri sebelum menyelamatkan orang lain," ujar Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Jatim, Yanuar Rachmadi kepada jatimnow.com, Kamis (3/5/2021).