Pixel Codejatimnow.com

BMKG Sebut Tsunami 29 Meter Berpotensi di Jatim, Ini Kajian BPBD

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Ni'am Kurniawan
ilustrasi tsunami/BNPB
ilustrasi tsunami/BNPB

jatimnow.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terkait potensi gempa dengan ancaman tsunami hingga 29 meter di Jawa Timur.

Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Yanuar Rachmadi mengatakan sisi selatan Jawa Timur memang cukup besar berpotensi terjadi tsunami.

Menurutnya, di situ terdapat zona patahan sehingga bila terjadi goncangan maka ruang tersebut akan ikut bergerak dan menimbulkan gelombang air yang cukup besar.

"Jadi kalau Jawa Timur, mulai ujung Pacitan sampai Banyuwangi nah itu dilewati itu (patahan)," ujar Yanuar kepada jatimnow.com, Kamis (3/5/2021).

Ia menyebut, dari ujung Pacitan hingga Banyuwangi daerah-daerah di tengah seperti Malang, Jember, dan Lumajang juga disebut berpotensi.

Mengingat dalam gempa-gempa sebelumnya wilayah tersebut sering kali terimbas dampak.

Baca juga:
Banjir Bandang Terjang Selatan Bojonegoro, Jembatan Jebol dan PJU Rusak

"Jadi kita belajar dari pengalaman besar kecilnya itu kita tidak tau. Dan selatan kita adalah mulai Pacitan sampai Banyuwangi dan itu ada Malang, ada Blitar, ada Jember, Lumajang, dan kemarin kan goncang semua," terang dia.

Ia membenarkan jika potensi bencana alam ini memang bisa sewaktu-waktu terjadi di Jawa Timur. BPBD Jatim bersama BMKG telah melakukan kajian terhadap potensi tersebut.

Potensi bencana tersebut bukanlah sebuah prediksi kapan waktu terjadinya dan seberapa kuat ancamannya.

Baca juga:
Pasien RS Unair Kembali Dirawat Dalam Gedung, Usai Dievakuasi di Tenda Darurat

"Jadi gini, kita ini melakukan penelitian berdasarkan pengalaman yang kemarin. Jadi mereka belajar, (dan) perlu digarisbawahi dan perlu dikasih huruf tebal bahwa gempa itu tidak bisa diprediksi," jelasnya.

Menanggapi potensi bencana tersebut, Tim BPBD Jatim dan di daerah telah melakukan edukasi terhadap masyarakat yang dimungkinkan terdampak.

"Jadi kalau kesiapan untuk non struktural itu konsep dengan memberikan edukasi ke masyarakat dan sarana prasarana penunjang," tandasnya.